Sabtu, 12 April 2014

INDUSTRY PERAK DAN CV. Batik Indah Rara Djonggrang



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) merupakan salah satu kegiatan akademik di Jurusan Manajemen Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia dan bernilai 4 SKS (Satuan Kredit Semester). Pelaksanaan  Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) di latar belakangi oleh kewajiban setiap mahasiswa Jurusan Manajemen untuk memenuhi standar kurikulum yang berlaku, dimana mahasiswa harus melulusi mata kuliah minimal 90 sks untuk melakukan studynya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka kami melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) dengan melakukan kunjungan diberbagai industri diantaranya Sahadewa Bali Product, Industri Perak, Dan Batikl Rara Djonggarang.
B.     Maksud dan Tujuan
Penyusunan laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) ini dilakukan sebagai syarat penyelesaian pelaksanaan KKLP. Di samping itu mahasiswa dapat menarik suatu perbandingan pengetahuan yang didapat melalui bangku kuliah yang bersifat teoriti dengan yang di peroleh atau dilihat pada dunia kerja/industry.
Laporan ini akan menjadi referensi bagi yang membutuhkan dan ingin mengetahui tentang Sahadewa Bali Product, Industri Perak, Dan Batikl Rara Djonggarang.
Juga Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) ini mempunyai keuangan membekali mahasiswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja tersebut.
C.     Metode KKLP
Metode yang digunakan selama KKLP adalah sebagai berikut:
·           Metode Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati/ melihat secara langsung dan meyimpulkan suatu data yang isinya berdasarkan hasil pengamatan pada industry tesebut.
·           Metode Interview
Tenik ini dilakukan dengan cara diskusi dan wawancara lansung pada para manajemen atau karyawan dan karyawati yang bertanggung jawab langsung pada saat kunjungan.










BAB II
PEMBAHASAN
A.      INDUSTRY PERAK
1.    SEJARAH SINGKAT
Awal pendirian industry perak didirikan oleh Imade Rawa pada tahun 1980, kemudian setelah wafat industry perak ini dilanjutkan oleh anak Imade yang bernama Kadek Anom hingga saat ini masih melanjudkan usaha industy tersebut. Dalam indudtry perak ini dapat dikatakan sebagai Home Industry karena pegawai yang bekerja didalam  masih mempunyai hubungan persaudaraan.
2.    Sumber Modal
Industry perak awalnya hanya menggunakn modal pinjaman dan merupakan usaha keluarga, dan setelah itu sejak semakin meningkatnya omset pendapatan maka sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri hingga saat ini. Dengan mutu produk yang baik dan disenangi konsumen sehingga saat ini omsetnya berkisar Rp. 200 juta/bulan dengan sistem home industry sekitar 85% yang terdiri para pekerja sebagai pengrajin perak yang merupakan faktor produksi utama.
3.    Proses Pembuatan
Dalam pembuatan perak saat ini semakin menggunakan tenaga mesin dan bersifat sementara untuk tenaga manusia, sebab metode yang digunakan, menggunakan lilin dengan kemudian dicetak agar lebuh memudahkan sehingga keselamatan kerja bisa dihindarkan. Untuk proses pembakaran tungku yang digunakan berukuran 30x30 cm dan menghasilkan 15 buah.

4.    Pemasaran
Pada awalnya pemasaranbarang-barang kerajinan perak sangat terbatas, pansa pasarnya besifat lokal, karena membuat produk untuk kepentingan upacara keagamaan seperti: Canting, Bokor, Sangku, Dulang, Penastaan dan sebagainya. Begitu pula sistem pemasarannya, dengan cara menjajahkan ke rumah-rumah dan melalui peasanan dengar, harga yang bevariasi.
Bali kayu akan berbagai jenis produk kerajinan, antra lain:
Kerajinan Kayu, Batu Padas, Logam, Keramik, Tulang, Kerang, dan sebagainya. Sejak Bali dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, secara tidak langsung juga dijadikan pasar produk kerajinan yang datang dari luar daerah Bali sepeti: Sumatra, Jawa Kalimantan, Lombok, Bahkan Papua. Hal ini disebabkan oleh karena Bali dijadikan sebagai Barometer Keperwisatan Indonesia sekaligus menjadi pusat pemasaran produk kerajinan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik Domestik maupun Mancanegara.
Demikian pula halnya dengan seni kerajinan perak yang cukup dikenal oleh berbagai kalangan, dsalm memasarkan berbagi jenis 27 produknya tersebut tidak terlalu menjadi masalah, oleh karena kawasan desa tersebut sudah menjadi pusat dan tujuan kunjungan wisatawan. Barang-barang produk kerajinan biasanya dipajang di toko-toko seni (artshop-artshop) yang ada disepanjang jalan raya Sukawati. Banyak tamu-tamu yang datang, baik domestik maupun asing yang berminat dengan produk tersebut, biasanya langsung memesan. Tamu-tamu asing yang sering memesan kerajinan perak antar lain : Malasya, Korea, Jepang, Australia, Amerika Dan Eropa. Lebih-lebih dengan pesatnya kemajuan teknologi, berbagai produk bisa diakses dan dipasarkan lewat jasa internet, faxmille, dengan demikian para pemesan tidak perlu datang jauh-jauh ke Bali, termasuk datang ke desa Celuk, untuk memesan dan melihat secara lansung bebagai produk kerajinan yang menggunakan bahan dari perak yang beidentitas bali.
B.       Sahadewa Bali Product
Industri Bed Cover
1.    Alamat Perusahaan
Jl. Ida Bagus Mantra Ketewel,Gianyar- Bali.
2.    Sejaerah berdirinya perusahaan
Sahadewa Bali Product didirikan pada tahun 1995 yang berlokasi di Tampak Siring. Modal awal yang digunakan medirikan Sahadewa adalah 150 juta rupiah. Hal yang melatarbelakangi pendirian Sahadewa adalah banyak penunjung atau wisatawan yang tidak sempat menunjungi Pasar Seni Sukawati maka dibuatlah galeri Sahadewa. Dengan tekat dan keberanian yang dimiliki sang pemilik maka berdirilah Sahadewa yang berlokasi di Tampak Siring tersebut.
3.    Produk/jasa yang ditawarkan
Adapun produk/jasa yang ditawarkan dapat dispesifikasikan berikut:
Bed cover 1 king an dauble set
Dauble set full (2 bantal dan 2 guling                                     650 rb
King lukis 3m x 3m                                                                 500 rb
King lukis full                                                                         660 rb
Bed cover 1queen 250cm x 250cm
Queen cetak                                                                            290 rb
Queen lukis                                                                             335 rb
Queen cetak full                                                                      350 rb
Batik cakra                                                                              250 rb/340 rb
Lukis full jahit                                                                         350 rb/450 rb
Double cetak                                                                           220 rb
Full batik                                                                                 195 rb
Bati passwok                                                                           220 rb
Lukis                                                                                       260 rb
Bed cover 1 single 150cm x 250cm
Ceta                                                                                         180 rb
Silky                                                                                        170 rb
Batik cakra                                                                              175 rb
Panel                                                                                       190 rb
Lukis                                                                                       215 rb
Lukis full jahit                                                                         275 rb
Bed cover 2
Single 1,2m x 2m                                                                    110 rb
Double 1,8m x 2m                                                                  140 rb





4.    Stuktur organisasi
Sahadewa memiliki karyawan untuk sales, Bed Cover dan tenun sejumlah kurang lebih 50 orang. Untuk karyawan pembuat Bed Cover ada 15 orang dengan 4 orang tenaga profesional.
Kinerja dan gambaran objek yang diamati
Sahadewa Bali Product: Industri Bed Cover Produksi sahadewa yang utama adalah bed cover dan tenun ikat, selain itu Sahadewa juga memproduksi Baju, Lukisan dan berbagai macam Handy Craft. Dalam pembuatan Bed Cover diawasi langsung owner dan bahan-bahan yang digunakan juga dibeli lansung oleh owner agar kualitas barang sesuai yang diinginkan. Produk bed cover lukis milik Sahadewa tidak dapat ditiru perusahaan lain karena sahadewa sendiri memilki teknik dan gaya tersendiri dalam memproduksi produknya.
Bed cover lukisan merupakan perpaduan antara Kerajinan Lukis, Batik Dan Menjarit, dimana pembuatan memerlukan keahlian dari ketiganya. Untuk memperoleh hasil serta kualitas khusus seperti Melukis, Membatik, Mencampur Warna, Mewarna, Menjarit, serta memilih bahan dasar yang baik.
Bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan Bed Cover antara lain:
·      Kain katun
·      Dakron
·      Kainlapis
·      Malam
·      Warna (sol atau remasol)
·      Penguat warna (ACL)
·      Kompor kecil
·      Penggorengan
·      Canting
·      Kuas bamboo
Proses pembuatan bed cover dapat dikategorikan menjadi 4 tahap antara lain:
Tahap I : Sket
Kain disket dengan pensil sesuai motif lukisan yang diinginkan. Setelah kain disket, selanjutnya disket mengunakan malam yang telah direbus menggunakan canting ( sama seperti membuat batik ). Besar kecilnya canting tergantung jenis sketnya.
Tahap II : Pewarnaan
Proses kedua adalah tahap pewarnaan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam tahap ini adalah, sebagai berikut:
*        Kuas Bambu
*        Warna ( sol atau remasol )
*        Kuas dakron
*        Air pencampur untuk pencampur warna
Tahap pertama yang diambil dalam tahap ini pencampuran warna sesuai dengan warna yang diperlukan. Setelah warna tercampur maka siap mewarnai sket pada langkah pertama tadi. Daerah yang diwarnai terlebih dahulu adalah daerah yang memiliki warna yang paling minim (daerah yang diarsir) dan selanjut ke daerah yang memiliki warna paling dominan (warna dasar).
Tahap III : Pencucian
Proses ini adalah prroses pencucian. Dalam proses ini kain yang sudah disket dan diberi warna rebus dengan air yang sudah dicampur penguat warna (ACL). Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses ini adalah, sebagi berikut :
*        Air
*        Panci besar
*        Kompor
*        Sebatang kayu/bambu (sebagai media pengaduk)
*        Penguat warna
Langkah-langkah dalam pecucian adalah
a)        Air dimasak hingga mendidih dan dicampur dengan penguat warna,
b)        Kain dimasukkan dan diaduk 1-2 jam,
c)        Terakhir, kain dibilas dengan air dingin dan mengalir.
Kegunaan dari proses perebusan ini selain untuk menguatkan warna juga menghilangkan malam (sket).
Tahap IV : penjaritan
   Ini adalah proses terakhir dalam pembuatan bed cover, yaitu penjaritan. Dalam proses penjaritan diperlukan mesin jarit, kain dan dakron. Kain, dakron dan sket ditumpuk menjadi satu dan semua sisinya dibuat sama. Lalu dijarit mengikuti garis gambar dalam langkah pertama dan kedua tadi. Dan jadilah sebuah bed cover produksi galeri Sahadewa.
Untuk hambatan pembuatan bed cover lukis ini terutama adalah hujan yang sedikit menghambat proses pengeringan.
Tenun ikat merupakan salah satu kerajinan tradisional yang masih bertahan hingga kini, karena selain memiliki nilai seni yang tinggi, tenun ikat juga memiliki banyak kegunaan, diantaranya: tenun ikat dipakai pada upacara adat seperti upacara di Pura, potong gigi, pernikahan dan lain-lain. Satu Dasa Warsa terakhir ini tenun ikat juga dipergunakan oleh seluruh instansi pemerintah di Bali dan tentunya mereka memiliki corak/motif tersendiri sesuai instansinya. Di samping itu, tenun ikat juga digunakan sebagai bahan pendukung untuk barang-barang souvenir lainnya.
Bahan dasar tenun ikat menggunakan benang katun berwarna putih dan pewarna untuk membuat motifnya. Dalam tenun ikat dikenal 2 macam benang, yaitu benang vertikal disebut lusi/bum/benang dasar, dan benang horisontal yang disebut benang pakan/motif. Kedua benang tersebut(vertikal dan horisontal) harus ditenun sehingga menjadi kain yang bermotif sesuai yang sudah direncanakan.
Adapun proses/tahap pembuatan tenun ikat:
Tahap I : Pembuatan motif/pewarnaan
Pewarnaan benang bum/lusi/benang dasar
Pewarnaan benang bum dilakukan dengan cara dicelup ke dalam pewarna yang direbus sesuai warna yang diinginkan. Setelah dicelup, benang tersebut dililitkan pada kerangka kayu sesuai ukuran kain tenun ikat yang hendak dibuat.
Pewarnaan benang pakan/ motif
Proses Pewarnaan benang pakan/motif sama dengan proses pewarnaan benang dasar/ lusi, tetapi karena motif biasanya terdiri dari beberapa macam warna, maka proses pencelupan dilakukan sesuai jumlah warna yang ada di motif itu. Bila motif itu terdiri dari 4 warna, maka proses pewarnaan/pencelupan dilakukan sebanyak 4 kali. Misalnya jumlah motif terdiri dari 3 warna (Merah, Kuning, dan Biru) dan warna dasanya Hitam maka ketiga bakal motif yang berwarna Merah, Kuning dan Biru akan dililit tali rafia dan bakal motif yang berwarna Hitam dibiarkan tanpa dililit. Selanjutnya dicelupkan ke dalam warna berwarna Hitam, setelah itu dikeringkan. Selanjutnya motif yang berwarna selain Merah akan dililit tali rafia untuk dicelupkan ke dalam warna Merah. Begitu seterunya sampai semua warna motif sudah tercelupkan. Adapun tujuan dari pelilitan tali rafia dimaksudkan agar warna yang telah dicelup tidak bercampur dengan warna lainnya.
Tahap II : Penyucukan
Proses penyucukan merupakan proses memasukkan benang bum/benang dasar ke alat tenun. Dalam tahap ini dibutuhkan 2 orang untuk menyusun helai demi helai benang yang berjumlah kurang lebih 3800 helai benang ke dalam guun (satu helai benang dibutuhkan 4 guun) selanjutnya dimasukkan ke dalam sisir, sehingga alat tenun itu siap dioperasikan.
Tahap III : Penenunan
sebelum melaukan proses penenunan, penenun akan menggulung benang mtif/pakan menjadi gulungan kecil-kecil dan ditempatkan pada sekoci (suatu alat yang didesain sedemikian rupa untuk menempatkan benang pakan). Sekoci tersebut lalu ditempatkan pada bagian belakang sisir diantara benang bum/lusi. Penenun lalu menekan satu pedal (kiri/kanan) dengan satu kakinya lalu menghentakkan batangan sisir sehingga sekoci bergerak ke kanan/ ke kiri, maka benang motif itu akan bergerak menyusun dengan benang bum sehingga menjadi kain tenun bermotif yang telah direncanakan.
Kualitas produk kain tenun ikat sangat ditentukan  oleh tiga unsur utama, yakni bahan baku, pewarnaan, dan desain/motif. Menenun untuk mendapatkan motif yang diinginkan memerlukan ketelitian dan kesabaran serta prosesnya memakan waktu relatif lama.
5.    Pemasaran
Sahadewa memasarkan poroduknya di pasaran internasional maupun domestik. Untuk pemasaran internasional menggunakan dollar dan dapat mencapai keuntungan 100%. Adapun media promosi yang digunakan antara lain: Website, Twitter, Relasi, dan lain-lain.
Dalam merekrut karyawan sebelumnya diadakan training 3 bulan, apabila dia mampu makan akan dijadikan sebagai karyawan tetap. Gaji karyawan tiap bulannya sekitar Rp. 450.000,00 dengan tambahan bonus sekitar 5%. Pemberian gaji kepada karyawan berdasarkan kerapian hasil kerajinan.
Pada saat sedang ramai, Sahadewa mampu memperoleh omset 50 hingga 60 juta rupiah. Sementara saat sedang sepi, omset yang didapat berkisar 5 juta rupiah.


C.      CV. Batik Indah Rara Djonggrang
1.      Sejarah Berdirinya Perusahaan                                    
Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang adalah perusahaan yang bergerak dalam industry pembuatan dan perdagangan batik. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta, tepatnya di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober 1958 oleh Bapak dan Ibu Agus Suwito yang pada saat itu berbadan hukum perusahaan perseorangan. Dengan seiring waktu yang terus berjalan, perusahaan ini mengalami perubahan badan hukum, yakni menjadi CV (Comanditer Venotschop) berdasarkan aktaNotaris No.04, tanggal 1 Mei 1987 oleh Notaris RM. Soerjanto Partaningrat SH, selain itu terjadi pula regenerasi manajemen dari Bapak dan Ibu Agus Suwito kepada putranya yang bernama Rajendra Baskara mulai tahun 1991, dimana beliau selaku Direktur Utama Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang selain berusia muda juga memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang memadai didalam dunia usaha, khususnya batik.
Ciri khas yang tercermin pada perusahaan CV. Batik Indah Rara Djonggrang adalah lebih mengutamakan kepada padat karya (Labour Intensive) dimana dalam proses produksi hampir keseluruhan tahap prosesnya bersifat manual, sehingga memerlukan tenaga kerja yang relative banyak dan berorientasi keluar negeri (Export Oriented) dimana hal tersebut terlihat dari besarnya konsumen wisatawan mancanegara serta proporsi penjualan ekspor yang cukup besar

Lingkungan bisnis perusahaan batik ini terbentuk dari beberapa faktor, yaitu kondisi wilayah, kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar negeri.
Dalam proses produksi, CV. Batik Indah Rara Djonggrang membutuhkan jenis bahan baku kain berupa 100% Cotton Prima, 100% Cotton Primissima, 100% Silk atau Sutera, Voillisima, HTS 9, Berkolissima, Lycra, dan lain-lain yang digunakan untuk bahan baku kain, sedangkan alat-alat yang digunakan yang dibutuhkan untuk membatik adalah Canting, Cap, Kompor khusus Batik, wajan kecil, Loyang, Malam (lilin khusus batik), Gawangan, tempat Penggodokan dan tempat Pencelupan, Steam, mesin pemanas, Screan printing yang digunakan untuk proses produksi batik dan mesin jahit dan mesin obras serta alat-alat lain yang menunjang jalannya proses produksi untuk konveksi. Dalam hal pewarnaan dibutuhkan Vaptol dan garam pewarna yang harus diimpor dari German. Selain itu dalam rangka menyongsong era globalisasi berupa  liberalisasi, CV. Batik Indah Rara Djonggrang mulai menerapkan Total Quality Management (TQM) pada proses produksinya guna memperoleh ISO 9000 dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.
2.      Tujuan dan Misi
Sesuai dengan bentuk perusahaannya yang berbadan hukum, CV. Batik Indah Rara Djonggrang yang berorientasi pada suatu seni batik tradisional maka memiliki misi untuk:
1.    Memperkenalkan seni batik tradisional kepada seluruh masyarakat baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
2.    Melestarikan seni bati tradisional yang mulai menghilang akibat segala sesuatu dalam industri garmen atau pakaian sudah dapat dikerjakan dengan cepat oleh mesin.
3.    Membantu negara dalam hal menambah devisa negara.
4.    Berusaha mengangkat derajat masyarakat lingkungan sekitarnya.
Sedangkan tujuan CV. Batik Indah Rara Djonggrang adalah memaksimalkan keuntungan (profitability) sebagaimana perusahaan lainnya. Untuk mencapai semua itu perusahaan tersebut menerapkan strategi yang relevan, yaitu:
a.       Strategi jangka pendek, merupakan strategi yang tidak berdampak pada perusahaan kapasitas produksi.
b.      Strategi jangka panjang, merupakan strategi yang berdampak pada pengubahan kapasitas produksi.
3.      Hasil Produk
CV. Batik Indah Rara Djonggrang merupakan salah satu bagian dari industri batik yang ada di Indonesia, maka perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam batik dengan bahan kain yang digunakan, yaitu:
·           Berupa kain baik Sutera, Katun (Primissima dan Prima), Lycra, HTS 9 atau Rayon, Voillisima, berkolissima, dan lain-lain.
·           Berupa Man, Woman, and Children Wear (Pakaian Pria, Wanita, dan Anak-anak).
·           Berupa hold atau perlengkapan rumah tangga seperti Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set, Plate and Glass Mat, Hot Mat, Dan Apron atau Celemek masak.
·           Aksesoris, seperti Wall Hang atau Hiasan Dinding, Tas, Painting atau Lukisan dan lain-lain.
4.      Pemasaran
Melihat Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai daerah berpredikat kota pelajar, budaya dan wisata yang akan mendatangkan suatu dampak yang positif bagi perkembangan industri batik di wilayah tersebut, karena batik adalah salah satu cinderamata khas Yogyakarta. Oleh karena itu CV. Batik Indah Rara Djonggrang menyimpulkan bahwa produk batik, khususnya di Melihat Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi yang cukup besar.
Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta maka CV. Batik Indah Rara Djonggrang melihat ada prospek yang cerah bagi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mengambil langkah dengan melakukan kerjasama dengan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat dijadikan salah satu objek wisata bersama perusahaan batik lainnya, seperti Surya Kencana, Plentong, dan Winotosastro dalam hal memasarkan hasil perusahaan tersebut, sehingga menimbulkan hal yang positif bagi perdagangan dan pembuatan batik, selain itu dari aspek pemasarannya CV. Batik Indah Rara Djonggrang melakukan kegiatan ekspor produk bati ke luar Negeri.

5.      Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
CV. Batik Indah Rara Djonggrang dalam melaksankan kegiatan perdagangan dan pembuatan batik untuk mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan, maka perusahaan dalam beroperasi terdapat 2 tempat, yaitu:
1.      Jl. Tirtodipuran 6A(18) Yogyakarta sebagai kantor, pabrik dan artshop atau galeri. Dengan luas tanah sebesar 1.231 m2 dan luas bangunan sebesar 1.300 m2 (2 lantai).
2.      Jl. Imogiri Barat km 5 Bangunharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta sebagai pabrik dan tempat praktek industri. Dengan luas tanah sebesar 1.164 m2 dan luas bangunan sebesar 1.012 m2 .
 


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang didapatkan dari kunjungan langsung saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) yang dilakukan di Bali pada tanggal 08-13 Maret 2013, maka secara umum kami dapat menyimpulkan, segala apa yang kami lihat dan kami rasakan, sebagai berikut:
1.    Industry perak awalnya hanya menggunakn modal pinjaman dan merupakan usaha keluarga, dan setelah itu sejak semakin meningkatnya omset pendapatan maka sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri hingga saat ini. Dengan mutu produk yang baik dan disenangi konsumen sehingga saat ini pertumbuhan industri perak semakin maju dan besar.
2.    Produksi sahadewa yang utama adalah bed cover dan tenun ikat, selain itu Sahadewa juga memproduksi Baju, Lukisan dan berbagai macam Handy Craft. Dalam pembuatan Bed Cover diawasi langsung owner dan bahan-bahan yang digunakan juga dibeli lansung oleh owner agar kualitas barang sesuai yang diinginkan. Produk bed cover lukis milik sahadewa tidak dapat ditiru perusahaan lain karena sahadewa sendiri memilki teknik dan gaya tersendiri dalam memproduksi produknya.
3.    Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang adalah perusahaan yang bergerak dalam industry pembuatan dan perdagangan batik. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta, tepatnya di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober 1958 oleh Bapak dan Ibu Agus Suwito yang pada saat itu berbadan hukum perusahaan perseorangan. Dengan seiring waktu yang terus berjalan, perusahaan ini mengalami perubahan badan hukum, yakni menjadi CV (Comanditer Venotschop) berdasarkan aktaNotaris No.04, tanggal 1 Mei 1987 oleh Notaris RM. Soerjanto Partaningrat SH, selain itu terjadi pula regenerasi manajemen dari Bapak dan Ibu Agus Suwito kepada putranya yang bernama Rajendra Baskara mulai tahun 1991, dimana beliau selaku Direktur Utama Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang selain berusia muda juga memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang memadai didalam dunia usaha, khususnya Batik.
B.       Saran
Sehubungan dengan semakin majunya ilmu yeknologi yang membuat semakin mudahnya untuk menhasilkan produk-produk yang berkualiatas dengan waktu yang cukup singkat, pulau Bali dengan semangat dan kreatifitas yang tidak ada henti, mampu menciptakan produk-produk unggulan dengan kualitas terbaik yang mampu bersaing dalam pasar global, begitupun dengan daerah Istimewa Yogyakarta. Semoga dengan melihat secara jelas apa yang telah kita lihat, maka kita sebagai bangsa Indonesia mampu menciptakan inovasi-inovasi yang mampu membuat industri tanah air semakin maju dan pastinya berkembang pesat baik dalam maupun luar negeri.
Semoga laporan ini bisa menjadi referensi buat para mahasiswa(i) dalam mengenal peluang-peluang usaha yang ada di Indonesia dan menjadi bahan untuk memotivasi diri untuk selalu berkarya dan memberikan hasil-hasil yang menguntungkan buat industri-industri di Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA