::::setetes goresanku:::video lucu dan motivasi:::kata-kata mutiara::::
menggambarkan kisah perjalanan hidupku yang singkat didunia yang fana ini
Minggu, 13 April 2014
Sabtu, 12 April 2014
INDUSTRY PERAK DAN CV. Batik Indah Rara Djonggrang
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kuliah Kerja Nyata Plus
(KKLP) merupakan salah satu kegiatan akademik di Jurusan Manajemen Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia dan bernilai 4 SKS (Satuan Kredit
Semester). Pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata Plus (KKLP) di latar belakangi oleh kewajiban setiap mahasiswa Jurusan
Manajemen untuk memenuhi standar kurikulum yang berlaku, dimana mahasiswa harus
melulusi mata kuliah minimal 90 sks untuk melakukan studynya.
Sehubungan dengan hal
tersebut di atas maka kami melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) dengan
melakukan kunjungan diberbagai industri diantaranya Sahadewa Bali Product,
Industri Perak, Dan Batikl Rara Djonggarang.
B. Maksud
dan Tujuan
Penyusunan laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) ini dilakukan
sebagai syarat penyelesaian pelaksanaan KKLP. Di samping itu mahasiswa dapat
menarik suatu perbandingan pengetahuan yang didapat melalui bangku kuliah yang
bersifat teoriti dengan yang di peroleh atau dilihat pada dunia kerja/industry.
Laporan ini akan menjadi referensi
bagi yang membutuhkan dan ingin mengetahui tentang Sahadewa Bali Product,
Industri Perak, Dan Batikl Rara Djonggarang.
Juga Kuliah Kerja Nyata Plus (KKLP) ini mempunyai keuangan membekali
mahasiswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan
untuk memasuki dunia kerja tersebut.
C. Metode
KKLP
Metode yang digunakan selama KKLP adalah sebagai berikut:
·
Metode Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati/ melihat secara langsung
dan meyimpulkan suatu data yang isinya berdasarkan hasil pengamatan pada
industry tesebut.
·
Metode Interview
Tenik ini dilakukan dengan cara diskusi dan wawancara lansung pada para
manajemen atau karyawan dan karyawati yang bertanggung jawab langsung pada saat
kunjungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
INDUSTRY PERAK
1.
SEJARAH SINGKAT
Awal pendirian industry perak didirikan oleh Imade
Rawa pada tahun 1980, kemudian setelah wafat industry perak ini dilanjutkan
oleh anak Imade yang bernama Kadek Anom hingga saat ini masih melanjudkan usaha
industy tersebut. Dalam indudtry perak ini dapat dikatakan sebagai Home
Industry karena pegawai yang bekerja didalam
masih mempunyai hubungan persaudaraan.
2.
Sumber Modal
Industry perak awalnya hanya menggunakn modal pinjaman
dan merupakan usaha keluarga, dan setelah itu sejak semakin meningkatnya omset
pendapatan maka sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri hingga saat
ini. Dengan mutu produk yang baik dan disenangi konsumen sehingga saat ini
omsetnya berkisar Rp. 200 juta/bulan dengan sistem home industry sekitar 85%
yang terdiri para pekerja sebagai pengrajin perak yang merupakan faktor
produksi utama.
3.
Proses Pembuatan
Dalam pembuatan perak saat ini semakin menggunakan
tenaga mesin dan bersifat sementara untuk tenaga manusia, sebab metode yang
digunakan, menggunakan lilin dengan kemudian dicetak agar lebuh memudahkan
sehingga keselamatan kerja bisa dihindarkan. Untuk proses pembakaran tungku
yang digunakan berukuran 30x30 cm dan menghasilkan 15 buah.
4.
Pemasaran
Pada awalnya
pemasaranbarang-barang kerajinan perak sangat terbatas, pansa pasarnya besifat
lokal, karena membuat produk untuk kepentingan upacara keagamaan seperti: Canting,
Bokor, Sangku, Dulang, Penastaan dan sebagainya. Begitu pula sistem
pemasarannya, dengan cara menjajahkan ke rumah-rumah dan melalui peasanan
dengar, harga yang bevariasi.
Bali kayu akan berbagai jenis produk kerajinan, antra
lain:
Kerajinan Kayu, Batu Padas, Logam, Keramik, Tulang, Kerang,
dan sebagainya. Sejak Bali dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, secara tidak
langsung juga dijadikan pasar produk kerajinan yang datang dari luar daerah Bali
sepeti: Sumatra, Jawa Kalimantan, Lombok, Bahkan Papua. Hal ini disebabkan oleh
karena Bali dijadikan sebagai Barometer Keperwisatan Indonesia sekaligus
menjadi pusat pemasaran produk kerajinan yang memiliki daya tarik tersendiri
bagi wisatawan, baik Domestik maupun Mancanegara.
Demikian pula halnya dengan seni kerajinan perak yang
cukup dikenal oleh berbagai kalangan, dsalm memasarkan berbagi jenis 27
produknya tersebut tidak terlalu menjadi masalah, oleh karena kawasan desa
tersebut sudah menjadi pusat dan tujuan kunjungan wisatawan. Barang-barang
produk kerajinan biasanya dipajang di toko-toko seni (artshop-artshop) yang ada
disepanjang jalan raya Sukawati. Banyak tamu-tamu yang datang, baik domestik
maupun asing yang berminat dengan produk tersebut, biasanya langsung memesan.
Tamu-tamu asing yang sering memesan kerajinan perak antar lain : Malasya,
Korea, Jepang, Australia, Amerika Dan Eropa. Lebih-lebih dengan pesatnya
kemajuan teknologi, berbagai produk bisa diakses dan dipasarkan lewat jasa
internet, faxmille, dengan demikian para pemesan tidak perlu datang jauh-jauh
ke Bali, termasuk datang ke desa Celuk, untuk memesan dan melihat secara
lansung bebagai produk kerajinan yang menggunakan bahan dari perak yang
beidentitas bali.
B.
Sahadewa Bali Product
Industri Bed Cover
1.
Alamat Perusahaan
Jl.
Ida Bagus Mantra Ketewel,Gianyar- Bali.
2.
Sejaerah berdirinya
perusahaan
Sahadewa Bali Product didirikan pada tahun 1995 yang
berlokasi di Tampak Siring. Modal awal yang digunakan medirikan Sahadewa adalah
150 juta rupiah. Hal yang melatarbelakangi pendirian Sahadewa adalah banyak
penunjung atau wisatawan yang tidak sempat menunjungi Pasar Seni Sukawati maka
dibuatlah galeri Sahadewa. Dengan tekat dan keberanian yang dimiliki sang
pemilik maka berdirilah Sahadewa yang berlokasi di Tampak Siring tersebut.
3.
Produk/jasa yang ditawarkan
Adapun
produk/jasa yang ditawarkan dapat dispesifikasikan berikut:
Bed cover 1 king an dauble set
Dauble set full (2 bantal dan 2 guling 650 rb
King lukis 3m x 3m 500
rb
King lukis full 660
rb
Bed cover 1queen 250cm x
250cm
Queen cetak 290
rb
Queen lukis 335
rb
Queen cetak full 350
rb
Batik cakra 250
rb/340 rb
Lukis full jahit 350 rb/450 rb
Double cetak 220
rb
Full batik 195
rb
Bati passwok 220
rb
Lukis 260
rb
Bed cover 1 single 150cm x
250cm
Ceta 180
rb
Silky 170
rb
Batik cakra 175
rb
Panel 190
rb
Lukis 215
rb
Lukis full jahit 275
rb
Bed cover 2
Single 1,2m x 2m 110
rb
Double 1,8m x 2m 140
rb
4.
Stuktur organisasi
Sahadewa memiliki karyawan untuk sales, Bed Cover dan tenun
sejumlah kurang lebih 50 orang. Untuk karyawan pembuat Bed Cover ada 15 orang
dengan 4 orang tenaga profesional.
Kinerja dan gambaran objek yang diamati
Sahadewa Bali Product: Industri Bed Cover Produksi sahadewa
yang utama adalah bed cover dan tenun ikat, selain itu Sahadewa juga
memproduksi Baju, Lukisan dan berbagai macam Handy Craft. Dalam pembuatan Bed
Cover diawasi langsung owner dan bahan-bahan yang digunakan juga dibeli lansung
oleh owner agar kualitas barang sesuai yang diinginkan. Produk bed cover lukis
milik Sahadewa tidak dapat ditiru perusahaan lain karena sahadewa sendiri
memilki teknik dan gaya tersendiri dalam memproduksi produknya.
Bed cover lukisan merupakan perpaduan antara Kerajinan Lukis,
Batik Dan Menjarit, dimana pembuatan memerlukan keahlian dari ketiganya. Untuk
memperoleh hasil serta kualitas khusus seperti Melukis, Membatik, Mencampur
Warna, Mewarna, Menjarit, serta memilih bahan dasar yang baik.
Bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan Bed
Cover antara lain:
·
Kain katun
·
Dakron
·
Kainlapis
·
Malam
·
Warna (sol atau remasol)
·
Penguat warna (ACL)
·
Kompor kecil
·
Penggorengan
·
Canting
·
Kuas bamboo
Proses pembuatan bed
cover dapat dikategorikan menjadi 4 tahap antara lain:
Tahap I : Sket
Kain disket dengan
pensil sesuai motif lukisan yang diinginkan. Setelah kain disket, selanjutnya
disket mengunakan malam yang telah direbus menggunakan canting ( sama seperti
membuat batik ). Besar kecilnya canting tergantung jenis sketnya.
Tahap II : Pewarnaan
Proses kedua adalah
tahap pewarnaan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam tahap ini adalah, sebagai
berikut:
Kuas Bambu
Warna ( sol atau remasol )
Kuas dakron
Air pencampur untuk pencampur warna
Tahap pertama yang
diambil dalam tahap ini pencampuran warna sesuai dengan warna yang diperlukan.
Setelah warna tercampur maka siap mewarnai sket pada langkah pertama tadi.
Daerah yang diwarnai terlebih dahulu adalah daerah yang memiliki warna yang
paling minim (daerah yang diarsir) dan selanjut ke daerah yang memiliki warna
paling dominan (warna dasar).
Tahap III : Pencucian
Proses ini adalah
prroses pencucian. Dalam proses ini kain yang sudah disket dan diberi warna
rebus dengan air yang sudah dicampur penguat warna (ACL). Alat-alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam proses ini adalah, sebagi berikut :
Air
Panci besar
Kompor
Sebatang kayu/bambu (sebagai media pengaduk)
Penguat warna
Langkah-langkah dalam pecucian adalah
a)
Air dimasak hingga mendidih dan dicampur dengan
penguat warna,
b)
Kain dimasukkan dan diaduk 1-2 jam,
c)
Terakhir, kain dibilas dengan air dingin dan
mengalir.
Kegunaan dari proses
perebusan ini selain untuk menguatkan warna juga menghilangkan malam (sket).
Tahap IV : penjaritan
Ini adalah proses terakhir dalam pembuatan bed cover, yaitu
penjaritan. Dalam proses penjaritan diperlukan mesin jarit, kain dan dakron.
Kain, dakron dan sket ditumpuk menjadi satu dan semua sisinya dibuat sama. Lalu
dijarit mengikuti garis gambar dalam langkah pertama dan kedua tadi. Dan
jadilah sebuah bed cover produksi galeri Sahadewa.
Untuk hambatan pembuatan
bed cover lukis ini terutama adalah hujan yang sedikit menghambat proses
pengeringan.
Tenun ikat merupakan
salah satu kerajinan tradisional yang masih bertahan hingga kini, karena selain
memiliki nilai seni yang tinggi, tenun ikat juga memiliki banyak kegunaan,
diantaranya: tenun ikat dipakai pada upacara adat seperti upacara di Pura,
potong gigi, pernikahan dan lain-lain. Satu Dasa Warsa terakhir ini tenun ikat juga
dipergunakan oleh seluruh instansi pemerintah di Bali dan tentunya mereka
memiliki corak/motif tersendiri sesuai instansinya. Di samping itu, tenun ikat
juga digunakan sebagai bahan pendukung untuk barang-barang souvenir lainnya.
Bahan dasar tenun ikat
menggunakan benang katun berwarna putih dan pewarna untuk membuat motifnya.
Dalam tenun ikat dikenal 2 macam benang, yaitu benang vertikal disebut
lusi/bum/benang dasar, dan benang horisontal yang disebut benang pakan/motif.
Kedua benang tersebut(vertikal dan horisontal) harus ditenun sehingga menjadi
kain yang bermotif sesuai yang sudah direncanakan.
Adapun proses/tahap
pembuatan tenun ikat:
Tahap
I : Pembuatan motif/pewarnaan
Pewarnaan benang bum/lusi/benang dasar
Pewarnaan benang bum
dilakukan dengan cara dicelup ke dalam pewarna yang direbus sesuai warna yang
diinginkan. Setelah dicelup, benang tersebut dililitkan pada kerangka kayu
sesuai ukuran kain tenun ikat yang hendak dibuat.
Pewarnaan benang pakan/ motif
Proses Pewarnaan benang
pakan/motif sama dengan proses pewarnaan benang dasar/ lusi, tetapi karena
motif biasanya terdiri dari beberapa macam warna, maka proses pencelupan
dilakukan sesuai jumlah warna yang ada di motif itu. Bila motif itu terdiri
dari 4 warna, maka proses pewarnaan/pencelupan dilakukan sebanyak 4 kali.
Misalnya jumlah motif terdiri dari 3 warna (Merah, Kuning, dan Biru) dan warna
dasanya Hitam maka ketiga bakal motif yang berwarna Merah, Kuning dan Biru akan
dililit tali rafia dan bakal motif yang berwarna Hitam dibiarkan tanpa dililit.
Selanjutnya dicelupkan ke dalam warna berwarna Hitam, setelah itu dikeringkan.
Selanjutnya motif yang berwarna selain Merah akan dililit tali rafia untuk
dicelupkan ke dalam warna Merah. Begitu seterunya sampai semua warna motif
sudah tercelupkan. Adapun tujuan dari pelilitan tali rafia dimaksudkan agar
warna yang telah dicelup tidak bercampur dengan warna lainnya.
Tahap
II : Penyucukan
Proses penyucukan
merupakan proses memasukkan benang bum/benang dasar ke alat tenun. Dalam tahap
ini dibutuhkan 2 orang untuk menyusun helai demi helai benang yang berjumlah
kurang lebih 3800 helai benang ke dalam guun (satu helai benang dibutuhkan 4
guun) selanjutnya dimasukkan ke dalam sisir, sehingga alat tenun itu siap
dioperasikan.
Tahap
III : Penenunan
sebelum melaukan proses
penenunan, penenun akan menggulung benang mtif/pakan menjadi gulungan
kecil-kecil dan ditempatkan pada sekoci (suatu alat yang didesain sedemikian
rupa untuk menempatkan benang pakan). Sekoci tersebut lalu ditempatkan pada
bagian belakang sisir diantara benang bum/lusi. Penenun lalu menekan satu pedal
(kiri/kanan) dengan satu kakinya lalu menghentakkan batangan sisir sehingga
sekoci bergerak ke kanan/ ke kiri, maka benang motif itu akan bergerak menyusun
dengan benang bum sehingga menjadi kain tenun bermotif yang telah direncanakan.
Kualitas produk kain
tenun ikat sangat ditentukan oleh tiga
unsur utama, yakni bahan baku, pewarnaan, dan desain/motif. Menenun untuk
mendapatkan motif yang diinginkan memerlukan ketelitian dan kesabaran serta
prosesnya memakan waktu relatif lama.
5. Pemasaran
Sahadewa memasarkan
poroduknya di pasaran internasional maupun domestik. Untuk pemasaran
internasional menggunakan dollar dan dapat mencapai keuntungan 100%. Adapun
media promosi yang digunakan antara lain: Website, Twitter, Relasi, dan
lain-lain.
Dalam merekrut karyawan
sebelumnya diadakan training 3 bulan, apabila dia mampu makan akan dijadikan
sebagai karyawan tetap. Gaji karyawan tiap bulannya sekitar Rp. 450.000,00
dengan tambahan bonus sekitar 5%. Pemberian gaji kepada karyawan berdasarkan
kerapian hasil kerajinan.
Pada saat sedang ramai,
Sahadewa mampu memperoleh omset 50 hingga 60 juta rupiah. Sementara saat sedang
sepi, omset yang didapat berkisar 5 juta rupiah.
C.
CV.
Batik Indah Rara Djonggrang
1.
Sejarah
Berdirinya Perusahaan
Perusahaan Batik Indah
Rara Djonggrang adalah perusahaan yang bergerak dalam industry pembuatan dan
perdagangan batik. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta, tepatnya di Jl.
Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober 1958 oleh Bapak dan
Ibu Agus Suwito yang pada saat itu berbadan hukum perusahaan perseorangan.
Dengan seiring waktu yang terus berjalan, perusahaan ini mengalami perubahan
badan hukum, yakni menjadi CV (Comanditer Venotschop) berdasarkan aktaNotaris
No.04, tanggal 1 Mei 1987 oleh Notaris RM. Soerjanto Partaningrat SH, selain
itu terjadi pula regenerasi manajemen dari Bapak dan Ibu Agus Suwito kepada putranya
yang bernama Rajendra Baskara mulai tahun 1991, dimana beliau selaku Direktur
Utama Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang selain berusia muda juga memiliki
latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang memadai didalam dunia usaha,
khususnya batik.
Ciri khas yang tercermin
pada perusahaan CV. Batik Indah Rara Djonggrang adalah lebih mengutamakan
kepada padat karya (Labour Intensive) dimana dalam proses produksi hampir
keseluruhan tahap prosesnya bersifat manual, sehingga memerlukan tenaga kerja
yang relative banyak dan berorientasi keluar negeri (Export Oriented) dimana
hal tersebut terlihat dari besarnya konsumen wisatawan mancanegara serta
proporsi penjualan ekspor yang cukup besar
Lingkungan bisnis
perusahaan batik ini terbentuk dari beberapa faktor, yaitu kondisi wilayah,
kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan perubahan-perubahan yang terjadi
di dalam maupun di luar negeri.
Dalam proses produksi,
CV. Batik Indah Rara Djonggrang membutuhkan jenis bahan baku kain berupa 100%
Cotton Prima, 100% Cotton Primissima, 100% Silk atau Sutera, Voillisima, HTS 9,
Berkolissima, Lycra, dan lain-lain yang digunakan untuk bahan baku kain,
sedangkan alat-alat yang digunakan yang dibutuhkan untuk membatik adalah
Canting, Cap, Kompor khusus Batik, wajan kecil, Loyang, Malam (lilin khusus
batik), Gawangan, tempat Penggodokan dan tempat Pencelupan, Steam, mesin
pemanas, Screan printing yang digunakan untuk proses produksi batik dan mesin
jahit dan mesin obras serta alat-alat lain yang menunjang jalannya proses produksi
untuk konveksi. Dalam hal pewarnaan dibutuhkan Vaptol dan garam pewarna yang
harus diimpor dari German. Selain itu dalam rangka menyongsong era globalisasi
berupa liberalisasi, CV. Batik Indah
Rara Djonggrang mulai menerapkan Total Quality Management (TQM) pada proses
produksinya guna memperoleh ISO 9000 dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia.
2.
Tujuan
dan Misi
Sesuai dengan bentuk
perusahaannya yang berbadan hukum, CV. Batik Indah Rara Djonggrang yang
berorientasi pada suatu seni batik tradisional maka memiliki misi untuk:
1. Memperkenalkan
seni batik tradisional kepada seluruh masyarakat baik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri.
2. Melestarikan
seni bati tradisional yang mulai menghilang akibat segala sesuatu dalam
industri garmen atau pakaian sudah dapat dikerjakan dengan cepat oleh mesin.
3. Membantu
negara dalam hal menambah devisa negara.
4. Berusaha
mengangkat derajat masyarakat lingkungan sekitarnya.
Sedangkan tujuan CV.
Batik Indah Rara Djonggrang adalah memaksimalkan keuntungan (profitability)
sebagaimana perusahaan lainnya. Untuk mencapai semua itu perusahaan tersebut
menerapkan strategi yang relevan, yaitu:
a. Strategi
jangka pendek, merupakan strategi yang tidak berdampak pada perusahaan
kapasitas produksi.
b. Strategi
jangka panjang, merupakan strategi yang berdampak pada pengubahan kapasitas
produksi.
3.
Hasil
Produk
CV. Batik Indah Rara
Djonggrang merupakan salah satu bagian dari industri batik yang ada di
Indonesia, maka perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam batik dengan
bahan kain yang digunakan, yaitu:
·
Berupa kain baik Sutera, Katun (Primissima dan
Prima), Lycra, HTS 9 atau Rayon, Voillisima, berkolissima, dan lain-lain.
·
Berupa Man, Woman, and Children Wear (Pakaian
Pria, Wanita, dan Anak-anak).
·
Berupa hold atau perlengkapan rumah tangga
seperti Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set, Plate and Glass Mat, Hot Mat, Dan
Apron atau Celemek masak.
·
Aksesoris, seperti Wall Hang atau Hiasan
Dinding, Tas, Painting atau Lukisan dan lain-lain.
4. Pemasaran
Melihat
Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai daerah berpredikat kota pelajar, budaya dan
wisata yang akan mendatangkan suatu dampak yang positif bagi perkembangan
industri batik di wilayah tersebut, karena batik adalah salah satu cinderamata
khas Yogyakarta. Oleh karena itu CV. Batik Indah Rara Djonggrang menyimpulkan
bahwa produk batik, khususnya di Melihat Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki
potensi yang cukup besar.
Dengan
adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta maka CV.
Batik Indah Rara Djonggrang melihat ada prospek yang cerah bagi perkembangan
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mengambil langkah dengan melakukan
kerjasama dengan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat
dijadikan salah satu objek wisata bersama perusahaan batik lainnya, seperti
Surya Kencana, Plentong, dan Winotosastro dalam hal memasarkan hasil perusahaan
tersebut, sehingga menimbulkan hal yang positif bagi perdagangan dan pembuatan
batik, selain itu dari aspek pemasarannya CV. Batik Indah Rara Djonggrang melakukan
kegiatan ekspor produk bati ke luar Negeri.
5. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
CV.
Batik Indah Rara Djonggrang dalam melaksankan kegiatan perdagangan dan
pembuatan batik untuk mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan, maka
perusahaan dalam beroperasi terdapat 2 tempat, yaitu:
1.
Jl. Tirtodipuran 6A(18) Yogyakarta sebagai
kantor, pabrik dan artshop atau galeri. Dengan luas tanah sebesar 1.231 m2
dan luas bangunan sebesar 1.300 m2 (2 lantai).
2.
Jl. Imogiri Barat km 5 Bangunharjo, Sewon,
Bantul Yogyakarta sebagai pabrik dan tempat praktek industri. Dengan luas tanah
sebesar 1.164 m2 dan luas bangunan sebesar 1.012 m2 .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari
pengamatan yang didapatkan dari kunjungan langsung saat melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata Plus (KKLP) yang dilakukan di Bali pada tanggal 08-13 Maret 2013, maka
secara umum kami dapat menyimpulkan, segala apa yang kami lihat dan kami
rasakan, sebagai berikut:
1.
Industry perak awalnya hanya menggunakn modal pinjaman dan
merupakan usaha keluarga, dan setelah itu sejak semakin meningkatnya omset
pendapatan maka sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri hingga saat
ini. Dengan mutu produk yang baik dan disenangi konsumen sehingga saat ini
pertumbuhan industri perak semakin maju dan besar.
2.
Produksi sahadewa yang utama adalah bed cover dan tenun ikat,
selain itu Sahadewa juga memproduksi Baju, Lukisan dan berbagai macam Handy
Craft. Dalam pembuatan Bed Cover diawasi langsung owner dan bahan-bahan yang
digunakan juga dibeli lansung oleh owner agar kualitas barang sesuai yang
diinginkan. Produk bed cover lukis milik sahadewa tidak dapat ditiru perusahaan
lain karena sahadewa sendiri memilki teknik dan gaya tersendiri dalam
memproduksi produknya.
3. Perusahaan
Batik Indah Rara Djonggrang adalah perusahaan yang bergerak dalam industry
pembuatan dan perdagangan batik. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta,
tepatnya di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober
1958 oleh Bapak dan Ibu Agus Suwito yang pada saat itu berbadan hukum
perusahaan perseorangan. Dengan seiring waktu yang terus berjalan, perusahaan
ini mengalami perubahan badan hukum, yakni menjadi CV (Comanditer Venotschop)
berdasarkan aktaNotaris No.04, tanggal 1 Mei 1987 oleh Notaris RM. Soerjanto
Partaningrat SH, selain itu terjadi pula regenerasi manajemen dari Bapak dan
Ibu Agus Suwito kepada putranya yang bernama Rajendra Baskara mulai tahun 1991,
dimana beliau selaku Direktur Utama Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang
selain berusia muda juga memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan
yang memadai didalam dunia usaha, khususnya Batik.
B.
Saran
Sehubungan dengan semakin majunya ilmu yeknologi yang
membuat semakin mudahnya untuk menhasilkan produk-produk yang berkualiatas
dengan waktu yang cukup singkat, pulau Bali dengan semangat dan kreatifitas
yang tidak ada henti, mampu menciptakan produk-produk unggulan dengan kualitas
terbaik yang mampu bersaing dalam pasar global, begitupun dengan daerah
Istimewa Yogyakarta. Semoga dengan melihat secara jelas apa yang telah kita
lihat, maka kita sebagai bangsa Indonesia mampu menciptakan inovasi-inovasi
yang mampu membuat industri tanah air semakin maju dan pastinya berkembang
pesat baik dalam maupun luar negeri.
Semoga laporan ini bisa menjadi referensi buat para
mahasiswa(i) dalam mengenal peluang-peluang usaha yang ada di Indonesia dan
menjadi bahan untuk memotivasi diri untuk selalu berkarya dan memberikan
hasil-hasil yang menguntungkan buat industri-industri di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)