Etiket/Etika Dalam Berkomunikasi/Komunikasi & Pengertian Etika/Etiket - Sosiologi
Arti
Definisi / Pengertian Etika ( Etik )
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat
dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau
evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
Arti Definisi / Pengertian Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan
lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam
pergaulan.
Etika Dan Etiket Yang Baik Dalam Komunikasi
Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam
berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3.
Lapang dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10.
Bertingkahlaku yang baik
Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik
1.
Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
lingkungan
2.
Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
3.
Menatap mata lawan bicara dengan lembut
4.
Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
5.
Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
6.
Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
7.
Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
8.
Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
9.
Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang
terjadi
10.
Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai
dengan karakteristik lawan bicara.
11.
Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara
yang baik.
12.
Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang
berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium
pipi kanan - cium pipi kiri)
13.
Dan lain sebagainya.
Etika
Pergaulan Menurut Islam
Pergaulan
adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar,
bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia
ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada
orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran
orang lain dalam kehidupannya.
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi . tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan agar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan ukhuwah islamiyah. Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan.
Ta’aruf. Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
Tafahum. Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.”
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah ).
Ta’awun. Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya. Wallahu a’lam bishshawab.
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi . tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan agar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan ukhuwah islamiyah. Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan.
Ta’aruf. Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
Tafahum. Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.”
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah ).
Ta’awun. Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya. Wallahu a’lam bishshawab.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua
Sebagian tanda memuliakan Allah adalah
menghormati orang
Islam yang telah
putih rambutnya (tua). (HR Abu Daud).
Tiada seorang pemuda yang menghormati orang yang tua usianya,
melainkan Allah akan menyediakan orang-orang yang akan menghormatinya jika ia
telah tua usianya. (HR Turmudzi).
Tidak termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang yang
lebih (muda), dan tidak mengerti hak-hak orang yang lebih (tua). Bukanlah
termasuk golonganku orang yang menipu kami, seorang mukmin yang lain, seperti mencintai diri sendiri.
(Tabrani dari Damrah).
PENDAPAT
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua
kita, yaitu Bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang
lebih tua dari kita.
Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita dan
membesarkan, mendidik dan membiayai hidup kita, tidak sedikit pengorbanan
mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan
untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak mengharapkan balasan atas
kasih sayang dan pengorbanan kepada kita.
Namun tidak selayaknya kita mengabaikan kewajiban menghormati
dan menuruti segala nasehat dan perhatiannya. Kakek, nenek, paman, bibi, dan
kerabat kita yang lebih tua juga harus kita hormati dan kita perlakukan seperti
orang tua kita. Oleh karena itu kita harus berlaku hormat dan sopan, tidak
bersikap melawan atau menentang pada saat ada perselisihan. Karena bila kita
bersikap hormat dan sopan insya’ Allah mereka pun akan berlaku sama.
Agama Islam mengajarkan agar kita selalu hormat dan sopan kepada
semua orang yang lebih tua, dari mereka yang sudah mengenyam banyak pengalaman,
kita memperoleh ilmu untuk bekal dimasa datang. Kita mendapat warisan
kebudayaan yang akan kita teruskan, apalagi para pahlawan yang turut memerdekakan
bangsa kita. Barang siapa yang bersikap hormat kepada orang yang lebih tua,
maka akan dijanjikan oleh Rasulullah SAW, akan
dihormati pula pada masa tuanya nanti dan apabila tidak menghormati orang yang
lebih tua maka Rasulullah SAW, pun tidak
hendak mengakui seseorang tersebut sebagai umatnya.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya
Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya, tak ubahnya bagaikan
sesuatu bangunan yang
bagian-bagiannya (satu sama lain) kuat mengkuatkan. (HR Muslim).
Barang siapa yang berjalan dalam upaya memenuhi kebutuhan
saudaranya, dan usaha ini berhasil, adalah lebih baik daripada beri’tikaf
sepuluh tahun. Dan barang siapa beri’tikaf satu hari saja karena Allah, maka
Allah menjauhkan antara dia dan neraka sejauh tiga parit yang lebih jauh dari
antara ujung bumi sebelah barat dan timur. ( HR Baihaqi).
PENDAPAT
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan
orang sebaya sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di sekolah, kita sering kali berkumpul
dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada
saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk m\dimintai tolong baik
bersifat pribadi pun kita lebih terbuka.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, setiap orang memiliki
kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Dalam
pergaulan sehari-hari kita sela bersama mereka, maka kita patut menghormatinya
serta menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka akan menghormati dan
menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu
hendaknya kita turut memikirkan dan mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka
serta turut meringankan beban permasalahannya.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda
Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
(QS. Al Hijr: 88)
Bahwasannya Allah telah mewahyukan kamu agar kamu bertawadlu
(rendah hati) hingga tak seorang pun yang bersombong diri terhadap lainnya, dan
tidak ada seorang pun yang menganiaya yang lainnya. (HR Muslim).
Bukan dari umatku orang yang tidak belas kasihan kepada yang
lebih kecil dan tidak menghargai kehormatan yang lebih tua. (HR Abu Daud dan
Tirmidzi).
Siapa yang berkata kepada anak kecil: “mari kemari, ini untukmu,
kemudian tidak memberi apa-apa kepadanya, maka hal itu berlaku bohong”. (HR
Ahmad).
PENDAPAT
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang
menjadi perhatian kita untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang
lebih muda. Islam menganjurkan kita agar bersikap merendah dan santun sesama
mukmin, termasuk orang yang lebih muda dari kita. Walau kita banyak kelebihan
dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dan congkak pada mereka justru kita
harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segala kecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk juga terhadap orang
yang keadaan perekonomiannya rendah, pengetahuan dan pengalamannya lebih lemah dari kita, juga
anak yatim dan fakir miskin. Terhadap
mereka kita wajib menyantuni dan bersikap penuh kasih sayang, tidak berbuat dan
berkata kasar, tidak menghina keadaan dan derajat mereka. Jika kita tidak
hormat dan tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda dari kita, maka niscaya
mereka pun tidak akan menghormati kita.
Etika Pergaulan Dengan Sesama Muslim Dan Umat Islam
Hai orang-orang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa
satu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpa suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kami
menyesal atas perbuatanmu. (QS. Al Hujuraat: 6).
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmatnya. (QS. Al
Hujuraat: 10).
PENDAPAT
Pergaulan antar sesama muslim berkaitan dengan
peraturan-peraturan tentang pergaulan umat Islam antar satu golongan atau satu
agama. Kita sebagai muslim dan umat Islam yang menganut ajaran Allah harus
mengetahui bagaimana etika pergaulan dikalangan masyarakat muslim, yaitu kita
harus bertingkah laku yang sopan santun, lemah lembut dan tidak bertindak salah
(keliru) kita harus bisa membedakan yang baik dan buruk seperti halnya
bagaimana kita menghadapi berita khayal (kosong) yang dibawa dan disebarkan
oleh orang fasik dan jail.
Cara menyelesaikan persengketaan antar sesama orang muslim yang
timbul dikalangan umat Islam, yaitu dengan bersatu padu dalam satu tujuan
melawan kejahilan orang karena pada dasarnya muslim dan mu’min itu bersaudara hubungannya sangat erat sekali bagaikan
bangunan, jika satu penyangga hilang akan roboh, begitu dengan kaum muslim satu ceroboh
akan mendatangkan musibah.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kami berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kami disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujuraat: 13).
PENDAPAT
Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan
orang-orang yang berbeda agama dengan agama
kita. Pada dasarnya mereka pun sama dengan kita (makhluk ciptaan
Allah) hanya saja berbeda keyakinan, banyak beraneka sifat prilaku dan keinginan,
juga kepercayaan dan keyakinan yang berbeda namun merupakan bagian dari masyarakat bangsa. Kita
membutuhkan mereka dalam hal pekerjaan, perniagaan dan kemasyarakatan. Tak
selayaknya kita membedakan orang yang berbeda agama, kita harus tetap bergaul
dengan mereka sebagai sesama makhluk Allah dan sebagai anggota masyarakat.
Etika Dalam Berpakaian Dan Memandang
Hai anak Adaam sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian
indah untuk
perhiasan. Dan pakaian
takwa itulah yang
paling baik. Demikian itu adalah sebagian dari tanda- tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al A’raf: 26).
Hai Ali, janganlah kau ikuti pandangan yang pertama dengan
pandangan kedua, kamu hanya boleh pada pandangan pertama adapun pandangan yang
berikutnya tidak boleh. (HR Ahmad, Abu Dawud dan At Turmudzi).
PENDAPAT
Fungsi pakaian adalah sebagai penutup
aurat sekaligus
perhiasan agama
Islammemerintahkan agar setiap orang memakai pakaian yang baik dan
bagus, baik berarti sesuai dengan fungsinya yaitu menutupi aurat, sedangkan
bagus berarti memadai (serasi) sebagai perhiasan penutup tubuh yang sesuai
kemampuan si pemakai. Untuk keperluan ibadah sholat di masjid kita dianjurkan
pakai pakaian yang baik dan suci bersih (terhindar najis).
Berpakaian bagi kaum perempuan mukmin telah digariskan oleh Al Qur’an adalah menutup seluruh auratnya. Pada dasarnya
pakaian muslim tidak menghalangi si pemakai melakukan kegiatan sehari-hari
dalam masyarakat, semua
kembali pada niat si pemakai dalam melaksanakan ajaran Allah.
Selain berpakaian kita juga memandang, mata adalah anugerah
Allah yang paling penting yaitu untuk melihat, mata disini yang dimaksud adalah
untung memandang hal-hal yang baik-baik saja, karena Rasulullah mengatakan
“janganlah kalian kaumku sekaian semua memandangi sesuatu yang tidak baik
(buruk) dengan matamu sekalian umatku.
Etika Dalam Berbicara Kepada Masyarakat
Dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-
menasehati supaya menepati kesabaran. (QS. Al Asr: 3).
Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu: “Hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)”, dan sesungguhnya setan itu
menimbulkan perselisihan antar mereka, sesungguhnya setan itu musuh nyata bagi
manusia.
Sesungguhnya Allah membenci kami karena tiga perkara: adalah
berkata begini dan berkata begitu, menghambur-hamburkan uang dan banyak
bertanya. (HR Jama’ah dari Al Mugirah).
PENDAPAT
Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara,
dengan bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat
mengetahui keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang
(teman) dan bisa pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus
pandai-pandai menjaga cara berbicara kita dengan baik. Agama
Islam mengajarkan
agar kita berbicara sopan supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri ataupun
orang lain.
Mulut dapat kita gunakan sebagai nasehat akan kebenaran
hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan karena perselisihan
itu kehendak setan yang ditujukan untuk mengadu domba, fitnah, isu dan gosip.
Etika Dalam Makan Dan Minum
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena
setan itu adalah musuh nyata bagimu. (QS. Al Baqarah: 168).
Berkumpulah kamu sekalian di depan makananmu dan sebutlah nama
Allah, pasti kamu mendapat barokah dari makanan itu. (HR Ahmad).
Janganlah salah satu diantara kalian makan dengan tangan kiri
dan janganlah pula minum dengan tangan kiri. Sesungguhnya setan makan dan minum
dengan tangan kiri. (HR Muslim dari Ibnu Umar).
Bila salah satu diantara kalian minum, maka janganlah
menghembuskan nafas ke dalam tempat minum. (HR Bukhari Muslim dari Qatadah).
PENDAPAT
Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia untuk dapat bertahan
hidup secara wajar dan sehat. Banyak makanan yang langsung diambil dari alam.
Dari banyak jenis makanan dan minuman itu, kita dianjurkan oleh agama
untuk memilih makanan yang baik
dan halal, dan benar-benar diperlukan untuk kesehatan, tidak boleh berlebihan.
Makanan yang baik, adalah makanan yang bergizi. Halal berarti
diperbolehkan agama. Makanan yang baik belum tentu halal, demikian juga halal
belum tentu baik untuk kesehatan. Jadi kita harus memilih makanan yang baik
sekaligus halal. Disini banyak cara makan dan minum harus benar-benar
memperhatikan etika, adab, tata krama, dalam memakan dan meminum sesuatu.
KESIMPULAN
Dalam pergaulan hendaklah kita saling hormat menghormati baik
itu orang tua sendiri/orang tua yang tentunya lebih tua dari kita.
Hormat menghormati seseorang perlu adanya aturan-aturan
lebih-lebih terhadap orang tua kita yang telah mendidik dan membesarkan kita.
Dalam pergaulan hendaknya kita mempunyai sikap sopan santun dan
ramah tamah karena dengan sikap ini kita akan lebih mudah bergaul dengan siapa
pun.
Selain dalam pergaulan kita juga harus memperhatikan kesopanan
dalam tata cara makan minum dan juga etika dalam pakaian dan memandang.
Dengan adanya pergaulan kita harus menghargai orang tua dan
kalau berbicara pada orang tua haruslah bicara baik jangan bicara yang
jorok-jorok kepada orang lain atau orang tua yang lebih tua dari kita
Saran-Saran
Untuk menjamin terbinanya pergaulan dalam masyarakat diperlukan
sikap yang sopan santun, saling tolong menolong, menghormati orang tua, bicara
yang baik kepada orang tua.
Di dalam pembicaraan harus menggunakan tata bahasa yang sopan
dan tidak boleh mengeraskan bunyi suara dalam berbicara.
ETIKA PERGAULAN MAHASISWA
Etika pergaulan mahasiswa di Universitas Gunadarma yang sesuai
dengan PP 60 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan
diberlakukannya tata tertib kehidupan kampus, tata tertib ujian,
ketentuan-ketentuan pemilihan lembaga kemahasiswaan yang prinsipnya mengatur
tentang perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi
seperti yang diisyaratkan didalam PP 60 tahun 1999 tersebut.
1. Faktor
Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar
Perlu diingat bahwa tugas
mahasiswa adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka perlu diketahui
faktor-faktor yang menjadi kunci yakni :
1). Atribut Individu
Atribut Individu/mahasiswa
adalah karakteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang menjadi salah
satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada tiga karakteristik
yang melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang berbeda-beda yakni :
a. Karakteristik
Demografi seperti umur dan jenis kelamin;
b. Karakteristik
Kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan;
c. Karakteristik
Psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.
2). Keinginan Kerja
Keinginan kerja ini artinya
keinginan untuk belajar, karena tugas mahasiswa adalah belajar. Selain itu juga
harus ada motivasi, baik dari dalam maupun dari luar. Motivasi dari dalam
berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka menyongsong masa depan
yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri baik berasal
dari orang tua atau pihak lain.
3). Dukungan Organisasi
Dukungan Organisasi adalah
segala sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk memaksimalkan hasil dari
belajar.
Untuk mencapai hasil yang
optimal, maka ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan. Kehilangan salah satu
faktor saja, maka hasilnya tidak dapat optimal.
Berdasarkan pengamatan
terhadap para alumni yang sukses meniti karier di tempatnya bekerja, maka
berikut ini saran-saran yang perlu dikemukakan agar saudara juga dapat meraih
kesuksesan dimasa depan :
a. Perbanyak
Menggunakan Komputer
Komputer adalah benda mati
yang diciptakan oleh daya nalar (logika) manusia, karenanya, prinsip kerja
komputer sama dengan cara kerja nalar manusia. Komputer tak ubahnya sebagai
“pembantu” kerja yang dapat diperintah dengan perintah yang sesuai dengan logika
atau nalar. Karenanya, diharapkan mahasiswa untuk sering menggunakannya, maka
kesalahan-kesalahan perintah yang mungkin terjadi akan semakin berkurang atau
sama sekali tidak akan ada kesalahan. Untuk sering menggunakannya, maka
alangkah baiknya jika setiap mahasiswa memiliki komputer pribadi.
b. Memilih
Teman
Penyesalan biasanya datang
terlambat. Ini banyak dialami mahasiswa yang merasa “tertipu” oleh dirinya
sendiri karena salah memilih teman bergaul. Kesenangan sesaat justru
menjerumuskan mereka ke kepedihan yang berkepanjangan. Jangan sampai saudara
mengalami hal ini.
Pilihlah teman, dan
bentuklah kelompok-kelompok belajar yang memiliki jiwa inovatif. Artinya, tidak
hanya mengulang pelajaran yang sudah diberikan oleh dosen, melainkan mencari
referensi lain yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai materi berikunya
yang akan diajarkan dosen di kelas. Ingat, masa depan saudara tergantung
saudara sendiri, dan mulailah dengan bekerja keras dalam belajar sejak dini
untuk meraih masa depan.
c. Jangan
Mudah Mengeluh
Orang yang sering
berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki kemampuan. Dalam ilmu psikologi, ada
satu alat ukur kemampuan seorang manusia yang disebut dengan adversity
quotient (AQ), yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya diatas
IQ (kecerdasan otak) dan EQ (kecerdasan emosi).
Orang yang memiliki nilai
AQ tinggi, maka ia tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus asa walau pada
kondisi seburuk apapun. Justru sebaliknya, dengan segala keterbatasan yang
dimilikinya, ia mampu berpikir dan bertindak mensiasati diri untuk dapat terus
maju. Hal ini terjadi atau dapat dilihat para pengusaha ekonomi lemah yang
tetap survive dan maju meskipun krisis ekonomi melanda negara
kita.
d. Kembangkan
Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan waktu-waktu
senggang untuk membaca dan menulis yang berkaitan dengan tugas belajar.
Keengganan membeli buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang sedang dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa pada umumnya
sangat gemar meng-copytransparansi dosen, padahal, transparansi itu
adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk belajar.
Pada semester 6, setiap
mahasiswa diwajibkan untuk menulis sebuah penulisan ilmiah, yang setiap kata,
kalimat, dan setiap alineanya diperiksa oleh dosen pembimbing dan dosen
penguji. Kesalahan dalam memilih kata, mengungkapkan ide dalam kalimat, dan
ketidakseimbangan antara satu kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah
alinea, merupakan kesalahan yang cukup fatal.
e. Jauhkan
Sifat Sombong
Tidak ada satupun manusia
yang segala kemampuannya melebihi orang lain.Kesombongan hanya akan menjauhkan
diri kita pada kesempatan baik yang semestinya dapat kita raih. Bisa saja,
karena sifat sombong kita, teman kita yang tadinya mau mengajak bekerja di perusahaan
besar menjadi enggan, teman-teman yang tadinya simpati karena kepintaran kita,
menjadi antipati.
Seorang profesor, yang
sangat ahli dan sangat menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong,
karena, ilmu terus berkembang, dan suatu saat apa yang telah dikuasainya
ternyata belum apa-apa, karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar
adalah longlife education (belajar seumur hidup), tidak ada
hentinya.
f. Miliki
Target-target Pribadi
Biasakan memiliki
target-target pribadi, misalkan, disemester depan IPK saya harus naik, di tahun
kelima saya harus bisa membuka usaha di bidang informatika, dan sebagainya.
Untuk mencapai target-target tersebut, maka kita harus memiliki strategi atau
siasat-siasat yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai
tentang kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa
kekurangan kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa
peluang yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari
sana kita dapat melakukan manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan,
memilih teman, dan sebagainya).
Dengan memiliki
target-target pribadi, maka, jalan hidup kita menjadi lebih terarah, dan kita
tahu prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dulu. Bila target itu tidak
terpenuhi, maka susun target baru sambil mengintropeksi diri, mengapa target tersebut tidak tercapai,
dan benahi.
2). Etika
dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam rangka menciptakan
kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar lingkungan kampus
Universitas Gunadarma, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa
adalah sebagai berikut :
1). Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
a. Berpakaian dan
bersepatu rapi di lingkungan kampus;
b. Menjunjung tinggi
nilai-nilai ilmiah;
c. Mengetahui,
memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus
dan berusaha tidak melanggar;
d. Memberi contoh yang
baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat;
e. Saling menghormati
dan menghargai terhadap sesama mahasiswa;
f. Berperilaku dan
bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang
mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai
agama/kepercayaan yang dianut;
g. Tidak
berperilaku asusila atau tidak bermoral;
h. Bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Gunadarma atas pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
2). Etika Pergaulan di Luar Kampus
a. Menjadi contoh yang
baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
b. Berperilaku dan
bertutur kata yang baik mencerminkan sebagai mahasiswa;
c. Berupaya
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di
masyarakat sebagai wujud pengabdian;
d. Mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi di luar kampus.
ETIKA PERGAULAN DALAM MASYARAKAT
15 Mei 2009
ETIKA PERGAULAN DALAM MASYARAKAT
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua
Sebagian tanda memuliakan Allah adalah menghormati orang Islam yang telah putih rambutnya (tua). (HR Abu Daud).
Tiada seorang pemuda yang menghormati orang yang tua usianya,
melainkan Allah akan menyediakan orang-orang yang akan menghormatinya jika ia
telah tua usianya. (HR Turmudzi).
Tidak termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang yang
lebih (muda), dan tidak mengerti hak-hak orang yang lebih (tua). Bukanlah
termasuk golonganku orang yang menipu kami, seorang mukmin yang lain,
seperti mencintai diri sendiri. (Tabrani dari Damrah).
PENDAPAT
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua
kita, yaitu Bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang
lebih tua dari kita.
Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita dan
membesarkan, mendidik dan membiayai hidup kita, tidak sedikit pengorbanan
mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan
untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak mengharapkan balasan atas
kasih sayang dan pengorbanan kepada kita.
Namun tidak selayaknya kita mengabaikan kewajiban menghormati
dan menuruti segala nasehat dan perhatiannya. Kakek, nenek, paman, bibi, dan
kerabat kita yang lebih tua juga harus kita hormati dan kita perlakukan seperti
orang tua kita. Oleh karena itu kita harus berlaku hormat dan sopan, tidak
bersikap melawan atau menentang pada saat ada perselisihan. Karena bila kita
bersikap hormat dan sopan insya’ Allah mereka pun akan berlaku sama.
Agama Islam mengajarkan agar kita selalu hormat dan sopan kepada
semua orang yang lebih tua, dari mereka yang sudah mengenyam banyak pengalaman,
kita memperoleh ilmu untuk bekal dimasa datang. Kita mendapat warisan kebudayaan
yang akan kita teruskan, apalagi para pahlawan yang turut memerdekakan bangsa
kita. Barang siapa yang bersikap hormat kepada orang yang lebih tua, maka akan
dijanjikan oleh Rasulullah SAW, akan dihormati pula pada masa
tuanya nanti dan apabila tidak menghormati orang yang lebih tua maka Rasulullah SAW, pun tidak hendak mengakui
seseorang tersebut sebagai umatnya.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya
Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya, tak ubahnya bagaikan
sesuatu bangunan yang bagian-bagiannya (satu sama lain) kuat
mengkuatkan. (HR Muslim).
Barang siapa yang berjalan dalam upaya memenuhi kebutuhan
saudaranya, dan usaha ini berhasil, adalah lebih baik daripada beri’tikaf
sepuluh tahun. Dan barang siapa beri’tikaf satu hari saja karena Allah, maka
Allah menjauhkan antara dia dan neraka sejauh tiga parit yang lebih jauh dari
antara ujung bumi sebelah barat dan timur. ( HR Baihaqi).
PENDAPAT
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan
orang sebaya sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di
sekolah, kita sering kali berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan
dengan kita dalam beberapa hal. Pada saat kita kesulitan, merekalah orang yang
tepat untuk m\dimintai tolong baik bersifat pribadi pun kita lebih terbuka.
Manusia adalah
makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan
satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan
bantuan orang lain. Dalam pergaulan sehari-hari kita sela bersama
mereka, maka kita patut menghormatinya serta menghargai kedudukan mereka,
demikian pula mereka akan menghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang
baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan
mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka serta turut meringankan beban
permasalahannya.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda
Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
(QS. Al Hijr: 88)
Bahwasannya Allah telah mewahyukan kamu agar kamu bertawadlu
(rendah hati) hingga tak seorang pun yang bersombong diri terhadap lainnya, dan
tidak ada seorang pun yang menganiaya yang lainnya. (HR Muslim).
Bukan dari umatku orang yang tidak belas kasihan kepada yang
lebih kecil dan tidak menghargai kehormatan yang lebih tua. (HR Abu Daud dan
Tirmidzi).
Siapa yang berkata kepada anak kecil: “mari kemari, ini untukmu,
kemudian tidak memberi apa-apa kepadanya, maka hal itu berlaku bohong”. (HR
Ahmad).
PENDAPAT
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang
menjadi perhatian kita untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang
lebih muda. Islam menganjurkan kita agar bersikap merendah dan santun sesama
mukmin, termasuk orang yang lebih muda dari kita. Walau kita banyak kelebihan
dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dan congkak pada mereka justru kita
harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segala kecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk juga terhadap orang
yang keadaan perekonomiannya rendah, pengetahuan dan pengalamannya lebih lemah dari kita, juga
anak yatim dan fakir miskin. Terhadap mereka kita wajib menyantuni dan
bersikap penuh kasih sayang, tidak berbuat dan berkata kasar, tidak menghina
keadaan dan derajat mereka. Jika kita tidak hormat dan tidak sopan terhadap
mereka yang lebih muda dari kita, maka niscaya mereka pun tidak akan
menghormati kita.
Etika Pergaulan Dengan Sesama Muslim Dan Umat Islam
Hai orang-orang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa
satu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpa suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kami
menyesal atas perbuatanmu. (QS. Al Hujuraat: 6).
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmatnya. (QS. Al Hujuraat: 10).
PENDAPAT
Pergaulan antar sesama muslim berkaitan dengan
peraturan-peraturan tentang pergaulan umat Islam antar satu golongan atau satu
agama. Kita sebagai muslim dan umat Islam yang menganut ajaran Allah harus
mengetahui bagaimana etika pergaulan dikalangan masyarakat muslim, yaitu kita
harus bertingkah laku yang sopan santun, lemah lembut dan tidak bertindak salah
(keliru) kita harus bisa membedakan yang baik dan buruk seperti halnya
bagaimana kita menghadapi berita khayal (kosong) yang dibawa dan disebarkan
oleh orang fasik dan jail.
Cara menyelesaikan persengketaan antar sesama orang muslim yang
timbul dikalangan umat Islam, yaitu dengan bersatu padu dalam satu tujuan
melawan kejahilan orang karena pada dasarnya muslim dan mu’min itu bersaudara hubungannya sangat erat sekali bagaikan
bangunan, jika satu penyangga hilang akan roboh, begitu dengan kaum muslim satu ceroboh akan mendatangkan musibah.
Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kami berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kami disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujuraat: 13).
PENDAPAT
Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan
orang-orang yang berbeda agama dengan agama kita. Pada
dasarnya mereka pun sama dengan kita (makhluk ciptaan Allah) hanya saja berbeda
keyakinan, banyak beraneka sifat prilaku dan keinginan, juga kepercayaan dan
keyakinan yang berbeda namun merupakan bagian dari masyarakat bangsa. Kita membutuhkan mereka dalam hal
pekerjaan, perniagaan dan kemasyarakatan. Tak selayaknya kita membedakan orang
yang berbeda agama, kita harus tetap bergaul dengan mereka sebagai sesama
makhluk Allah dan sebagai anggota masyarakat.
Etika Dalam Berpakaian Dan Memandang
Hai anak Adaam sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
takwa itulah yang paling baik. Demikian itu adalah sebagian dari tanda- tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al A’raf: 26).
Hai Ali, janganlah kau ikuti pandangan yang pertama dengan
pandangan kedua, kamu hanya boleh pada pandangan pertama adapun pandangan yang
berikutnya tidak boleh. (HR Ahmad, Abu Dawud dan At Turmudzi).
PENDAPAT
Fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat sekaligus perhiasan agama Islam memerintahkan agar setiap orang memakai pakaian
yang baik dan bagus, baik berarti sesuai dengan fungsinya yaitu menutupi aurat,
sedangkan bagus berarti memadai (serasi) sebagai perhiasan penutup tubuh yang
sesuai kemampuan si pemakai. Untuk keperluan ibadah sholat di masjid kita
dianjurkan pakai pakaian yang baik dan suci bersih (terhindar najis).
Berpakaian bagi kaum perempuan mukmin telah digariskan oleh Al Qur’anadalah menutup seluruh auratnya. Pada dasarnya
pakaian muslim tidak menghalangi si pemakai melakukan kegiatan sehari-hari
dalam masyarakat, semua kembali pada niat si pemakai dalam
melaksanakan ajaran Allah.
Selain berpakaian kita juga memandang, mata adalah anugerah
Allah yang paling penting yaitu untuk melihat, mata disini yang dimaksud adalah
untung memandang hal-hal yang baik-baik saja, karena Rasulullah mengatakan
“janganlah kalian kaumku sekaian semua memandangi sesuatu yang tidak baik
(buruk) dengan matamu sekalian umatku.
Etika Dalam Berbicara Kepada Masyarakat
Dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-
menasehati supaya menepati kesabaran. (QS. Al Asr: 3).
Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu: “Hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)”, dan sesungguhnya setan itu
menimbulkan perselisihan antar mereka, sesungguhnya setan itu musuh nyata bagi
manusia.
Sesungguhnya Allah membenci kami karena tiga perkara: adalah
berkata begini dan berkata begitu, menghambur-hamburkan uang dan banyak
bertanya. (HR Jama’ah dari Al Mugirah).
PENDAPAT
Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara,
dengan bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat mengetahui
keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang (teman) dan bisa
pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus pandai-pandai menjaga cara
berbicara kita dengan baik. Agama Islam mengajarkan agar kita berbicara sopan supaya
tidak berakibat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
Mulut dapat kita gunakan sebagai nasehat akan kebenaran
hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan karena perselisihan
itu kehendak setan yang ditujukan untuk mengadu domba, fitnah, isu dan gosip.
Etika Dalam Makan Dan Minum
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena
setan itu adalah musuh nyata bagimu. (QS. Al Baqarah: 168).
Berkumpulah kamu sekalian di depan makananmu dan sebutlah nama
Allah, pasti kamu mendapat barokah dari makanan itu. (HR Ahmad).
Janganlah salah satu diantara kalian makan dengan tangan kiri
dan janganlah pula minum dengan tangan kiri. Sesungguhnya setan makan dan minum
dengan tangan kiri. (HR Muslim dari Ibnu Umar).
Bila salah satu diantara kalian minum, maka janganlah
menghembuskan nafas ke dalam tempat minum. (HR Bukhari Muslim dari
Qatadah).
PENDAPAT
Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia untuk dapat bertahan
hidup secara wajar dan sehat. Banyak makanan yang langsung diambil dari alam.
Dari banyak jenis makanan dan minuman
itu, kita dianjurkan oleh agama untuk memilih makanan yang baik dan halal, dan benar-benar diperlukan
untuk kesehatan, tidak
boleh berlebihan.
Makanan yang baik, adalah makanan yang bergizi. Halal berarti
diperbolehkan agama. Makanan yang baik belum tentu halal, demikian juga halal
belum tentu baik untuk kesehatan. Jadi kita harus memilih makanan yang baik
sekaligus halal. Disini banyak cara makan dan minum harus benar-benar
memperhatikan etika, adab, tata krama, dalam memakan dan meminum sesuatu.
KESIMPULAN
Dalam pergaulan hendaklah kita saling hormat menghormati baik
itu orang tua sendiri/orang tua yang tentunya lebih tua dari kita.
Hormat menghormati seseorang perlu adanya aturan-aturan
lebih-lebih terhadap orang tua kita yang telah mendidik dan membesarkan kita.
Dalam pergaulan hendaknya
kita mempunyai sikap sopan santun dan ramah tamah karena dengan sikap ini kita
akan lebih mudah bergaul dengan siapa pun.
Selain dalam pergaulan kita juga harus memperhatikan kesopanan
dalam tata cara makan minum dan juga etika dalam pakaian dan
memandang.
Dengan adanya pergaulan kita harus menghargai orang tua dan
kalau berbicara pada orang tua haruslah bicara baik jangan bicara yang
jorok-jorok kepada orang lain atau orang tua yang lebih tua dari kita
Saran-Saran
Untuk menjamin terbinanya pergaulan dalam masyarakat diperlukan
sikap yang sopan santun, saling tolong menolong, menghormati orang tua, bicara
yang baik kepada orang tua.
Di dalam pembicaraan harus menggunakan tata bahasa yang sopan
dan tidak boleh mengeraskan bunyi suara dalam berbicara.
Kematian maternal merupakan salah satu masalah kesehatan yang
terus menjadi perhatian masyarakat dunia. Memasuki abad ke dua puluh satu, 189 negara menyerukan Millennium Declaration
dan menyepakati Millennium Development Goals. Salah satu Tujuan Pembangunan
Millennium (MDG) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian maternal
dijadikan ukuran keberhasilan terhadap pencapaian tujuan tersebut. Dengan
demikian, akses dan kualitas pelayanan; memerangi kemiskinan; pendidikan dan
pemberdayaan perempuan atau perimbangan gender menjadi persoalan penting untuk
dikelola dan diwujudkan. Millennium Declaration menempatkan kematian maternal
sebagai prioritas utama yang harus ditanggulangi melalui upaya sistematik dan
tindakan yang nyata untuk meminimalisasi risiko kematian, menjamin reproduksi
sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu atau kaum perempuan (George
Adriaansz, 2005).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang kabinet terbatas
tentang pembangunan sektor kesehatan di Departemen Kesehatan, awal februari
2008 menegaskan bahwa penurunan secara signifikan dan berkelanjutan angka
kematian ibu dan bayi merupakan program prioritas yang harus disukseskan di
bidang kesehatan pada tahun 2008. Pemerintah menurut presiden terus memberikan
perhatian pada berbagai kegiatan pelayanan terbaik, khususnya masyarakat miskin
dan setengah miskin. Penurunan angka kematian ibu dan bayi, dikatakan Presiden
Yudhoyono, menjadi ukuran suksesnya pembangunan sektor kesehatan
di Indonesia.
Kematian ibu berpengaruh besar terhadap kesejahteraan keluarga
dan masyarakat dengan implikasi sosial dan ekonomi yang bermakna karena satu
atau lebih anak menjadi piatu, penghasilan keluarga berkurang atau hilang sama
sekali.Saat ini jumlah perempuan yang bekerja makin banyak sehingga kontribusi
mereka terhadap kesejahteraan keluarga juga meningkat. Setiap tahun
diperkirakan 1 juta anak meninggal menyusul kematian ibu mereka. Anak-anak yang
ibunya meninggal kurang mendapat perhatian dan perawatan dibandingkan dengan
yang memiliki ibu yang masih hidup (Coeytaux, Leonard A, Bloomer, 1997)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tertinggi di
ASEAN, sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDKI 2002 2003); artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau dua ibu
tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas
faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan
sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui
dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Menurut SKRT 2001,
penyebab obstetrik langsung sebesar 90%, sebagian besar perdarahan (28%),
eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tak langsung kematian ibu berupa
kondisi kesehatan yang dideritanya misalnya Kurang Energi Kronis (KEK) 37%,
anemia (Hb <>
Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah
perdarahan 40-60%, infeksi 20-30% dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya
sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau
persalinan. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan
antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus
gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya
antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas
sumbernya (Chalik TMA, 1997).
Dari data pada tahun 2000,
diperkirakan terjadi 529 000 kematian maternal dalam setiap tahun. Data ini
merupakan informasi paling mutakir terkait dengan masalah kematian ibu.
Kesulitan dalam menghitung atau mengumpulkan data tentang kematian ibu diantara
ibu atau perempuan dalam masa reproduksi menyebabkan besaran masalah kematian
ibu diukur dengan rasio antara kematian ibu dengan jumlah kelahiran hidup
(terutama di negara-negara dengan sistem surveilans atau informasi data yang
kurang memadai). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas
kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih
kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur
probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan
persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya
mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu
kemampuan dan jumlah fertilitas. Estimasi global dari risiko seumur hidup
adalah 1 diantara 74 (dari 74 perempuan, satu akan meninggal diakibatkan oleh
risiko reproduksi).
Pada negara industri, atau di daerah-daerah makmur yang ada di
negara miskin, AKI biasanya sekitar 10 per 100.000 persalinan. Oleh sebab itu,
bukan suatu hal yang umum di negara/daerah tersebut apabila seorang perempuan
meninggal selama masa kehamilan atau nifas. Di banyak daerah miskin dari negara
industri maka AKI juga terus meningkat. Secara global, sebagian besar kematian
ibu terjadi di negara-negara miskin dimana kematian biasanya dihubungkan dengan
faktor kemiskinan dan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik.
Di negara-negara miskin, AKI biasanya lebih tinggi yaitu diatas 50 per 100.000
persalinan. AKI tersebut sangat bervariasi diantara negara-negara tersebut. Di
masyarakat yang sangat terkebelakang, angka kematian akan sangat tinggi dan
mungkin berada diatas 1000 per 100.000 persalinan. Di sebagian besar negara
berkembang yang masih miskin, pengumpulan informasi atau data kematian masih
belum dilakukan secara baik, sehingga sulit untuk menghitung AKI secara tepat.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya
penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti
masalah keuangan, transportasi dsb. Berdasarkan Surkesnas 2001, kematian
ibu yang terjadi di rumah sakit 44%, lebih besar bila dibandingkan dengan yang
meninggal di rumah (41 %). Pada tahun 2004, angka kematian ibu di rumah sakit
10,5%, meningkat dibandingkan pada tahun 2001 sebesar 8,5%.(Depkes RI,
Dirjen Yanmedik, 2005)
Angka kematian maternal di indonesia masih sangat
tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup sehingga menempatkan Indonesiapada
urutan kedua untuk jumlah kematian martenal di antara negara-negara ASEAN
lainnya. Terlepas dari berbagai strategi yang digunakan,Indonesia untuk
menurunkan angka kematian maternal tiap tahunnya, penurunan angka tersebut
relatif masih sangat rendah. Laporan kependudukan Indonesia pada
tahun 2004 memperlihatkan kematian maternal di Indonesia yang cukup tinggi.
Sepuluh tahun setelah Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan
(ICPD) Cairo, Angka Kematian Ibu melahirkan di Indonesia masih cukup tinggi dan
belum dapat diturunkan secara signifikan, serta jauh dari target internasional
ICPD yaitu di bawah 125/100.000 kelahiran hidup tahun 2005 dan 75 per 100.000
kelahiran hidup tahun 2015. Departemen Kesehatan menargetkan tahun 2010 angka
kematian ibu turun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi sampai
saat ini belum ada hasil yang signifikan terhadap penurunan angka kematian ibu
(Rezky, 2008)
Untuk negara-negara Asia Tenggara tahun 2000 angka kematian
maternal tertinggi adalah Indonesia 384 kemudian berturut-turut diikuti Birma
230, Filipina 170, Vietnam 160, Thailand 44, Malaysia 39 dan Singapura 6 (Andi
Budi Herianto, 2003)
Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan adalah salah satu
indikator penentu derajat kesehatan sebuah negara. Indonesiamengalami
sedikit perbaikan dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2002 AKI Indonesia
sebesar 307/100.000. Itu artinya terdapat 307 ibu yang meninggal di setiap
100.000 kelahiran bayi yang hidup. Tiga tahun berikutnya, tahun 2005, angkanya
menjadi 263/100.000. Adaperubahan kearah perbaikan. Thailand AKI
di sana 129/100.000. lagi,Malaysia, AKI nya ternyata 39/100.000.
Singapura hanya 6/100.000. Itu pun bagi pemerintah Singapura masih dianggap
tinggi. Karena memang logikanya proses persalinan dan kelahiran harusnya bisa
berjalan lancar dan kematian bisa dicegah dengan deteksi lebih awal serta
pengawasan kehamilan yang optimal. Dari angka ini juga bisa dijadikan cermin
bagaimana tingkat kesehatan masyarakat Indonesia. Tentu saja sebagai catatan, Indonesia bukan
cuma jakarta, bukan cuma Denpasar,Surabaya, Bandung dan
kota-kota besar lain saja, tetapi tentu saja ada daerah-daerah pedalaman di
Papua, daerah tidak terjangkau di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan dan
lain-lain yang justru luput dari jangkauan informasi dan pelayanan kesehatan
memadai, yang akhirnya menyumbang angka AKI menjadi tinggi (Okanegara, tanpa
tahun).
Provinsi dengan kasus kematian ibu melahirkan tertinggi adalah
Provinsi Papua, yaitu sebesar 730/100.000 kelahiran hidup, diikuti Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebesar 370/100.000 kelahiran hidup, Provinsi Maluku
sebesar 340/100.000 kelahiran hidup, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar
330/100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini tidak terlalu banyak berubah sejak masa
orde baru. Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan pada tahun 2006 di
Sulawesi Selatan sebesar 101,56 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada
tahun 2007 menurun menjadi 92,89 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar