Etika
Berpakaian dan Berhias
1.
Dianjurkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
2.
Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak
membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
3.
Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian
perempuan atau sebaliknya.
4.
Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk
ketenaran)
5.
Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang
bernyawa,
6.
Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera
kecuali dalam keadaan terpaksa.
7.
Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi
kedua mata kaki.
8.
Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya
menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya.
9.
Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di
dalam berpakaian atau lainnya.
10.
Dianjurkan membaca doa sebelum berpakaian
11.
Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih,
12.
Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan
perempuan,
13.
Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan
bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul).
Etika
di Jalanan
1.
Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak
berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau
mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
2.
Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki
maupun perempuan.
3.
Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran,
sisa makanan di jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di
situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka bernaung.
4.
Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan
sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.
5.
Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang
tidak dikenal.
6.
Beramar ma`ruf dan nahi munkar.
7.
Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan),
memberikan bantuan
8.
kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang
yang berbuat keliru
9.
serta membela orang yang teraniaya.
10.
Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.
11.
Tidak ngebut bila mengendarai mobil khususnya di
jalan-jalan yang ramai
12.
dengan pejalan kaki, melapangkan jalan untuk orang
lain dan memberikan
13.
kesempatan kepada orang lain untuk lewat.
Etika
Bertamu
1.
Hendaknya orang yang akan meminta izin memilih
waktu yang tepat untuk minta izin.
2.
Hendaknya orang yang akan minta izin mengetuk
pintu rumah orang yang akan dikunjunginya secara pelan.
3.
Hendaknya orang yang mengetuk pintu tidak
menghadap ke pintu yang diketuk, tetapi sebaiknya menolehkan pandangannya ke
kanan atau ke kiri agar pandangan tidak terjatuh kepada sesuatu di dalam rumah
tersebut yang dimana penghuni rumah tidak ingin ada orang lain yang melihatnya.
Karena minta izin itu sebenarnya dianjurkan untuk menjaga pandangan.
4.
Sebelum minta izin hendaknya memberi salam
terlebih dahulu.
5.
Minta izin itu sampai tiga kali, jika sesudah tiga
kali tidak ada jawaban maka hendaknya pulang.
6.
Apabila orang yang minta izin itu ditanya tentang
namanya, maka hendaklah ia menyebutkan nama dan panggilannya,
7.
Hendaknya peminta izin pulang apabila permintaan
izinnya ditolak,
8.
Hendaknya peminta izin tidak memasuki rumah
apabila tidak ada orangnya, karena hal tersebut merupakan perbuatan melampaui
hak orang lain.
Etika
Berbicara
1.
Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
2.
Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat
didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas
dapat difahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
3.
Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna
bagimu.
4.
Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu
dengar.
5.
Menghindari perdebatan dan saling membantah,
sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta
sekalipun bercanda.
6.
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
7.
Menghindari perkataan jorok (keji).
8.
Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak
bicara di dalam berbicara.
9.
Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan
mengadu domba.
10.
Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik
dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya,
tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
11.
Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi
berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.
12.
Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang
menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain
dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan
dan pertentangan.
13.
Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan
memandang rendah orang yang berbicara.
Etika
Berbeda Pendapat
1.
Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri
dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap show (ingin tampil)
dan membela diri dan nafsu.
2.
Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada
Kitab Al-Qur'an dan Sunnah.
3.
Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat
denganmu dan tidak menuduh buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.
4.
Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing
perselisihan, yaitu dengan cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan
atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
5.
Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah
menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan
secara matang.
6.
Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang
ditujukan kepada anda atau catatan-catatang yang dialamatkan kepada anda.
7.
Sedapat mungkin menghindari
permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
8.
Berpegang teguh dengan etika berdialog dan
menghindari perdebatan, bantah-membantah dan kasar menghadapi lawan.
Etika
Bercanda
1.
Hendaknya percandaan tidak mengandung nama Allah,
ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam.
2.
Hendaknya percandaan itu adalah benar tidak
mengandung dusta.
3.
Hendaknya percandaan tidak mengandung unsur
menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia.
4.
Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang
lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat
menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.
5.
Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga
menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan
oleh orang lain.
Etika
Berkomunikasi Via Telepon
1.
Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda
hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang
tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.
2.
Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via
telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga
mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.
3.
Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan,
karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan
penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
4.
Hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat
ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki.
5.
Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan
berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya
via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara,
memperlembut dan lain sebagainya.
6.
Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan
ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia
harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
7.
Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin
pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.
8.
Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali
seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya.
9.
Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang
negatif, karena telepon
10.
pada hakikatnya adalah nikmat dari Allah yang Dia
berikan kepada kita untuk
11.
kita gunakan demi memenuhi keperluan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar