Umumnya, mata minus, mata plus, dan
silindris dapat diatasi dengan penggunaan kacamata dan lensa kontak. Operasi
refraktif juga dapat dilakukan, terutama untuk penderita yang sudah parah.
Untuk penderita yang sudah parah, dibutuhkan kacamata yang sangat tebal
sehingga kurang praktis dan dapat mengganggu aktivitas kesehariannya.
Hipermetropia
bisa diatasi dengan pemberian lensa koreksi (kacamata atau lensa kontak)
berkekuatan positif di depan sistem optis bola mata, atau bisa juga dengan
tindakan operatif (Keratektomi & LASIK).
Pada
hipermetropia fakultatif, pemberian lensa koreksi akan memberikan kenyamanan
penglihatan, meskipun tanpa lensa koreksi ia masih memiliki ketajaman
penglihatan yang normal.
Pada
hipermetropia absolut, pemberian lensa koreksi (atau dengan tindakan operatif)
adalah hal yang sudah sangat diperlukan.
A.
Tekhnik Koreksi
Setelah melalui pemeriksaan dokter
mata dengan seksama maka ditentukan apakah penderita menderita presbiopia,
hipermetropia, miopi, astigmatisma atau campuran (presbiopia dan myopia).
§ Mata Presbiopia, mata tidak mampu untuk melihat dekat. Untuk
penderita ini dianjurkan memakai kaca mata positif ( + ).
§ Mata Hipermetropia, mata tidak mampu melihat jauh dan dekat
dikarenakan punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu jauh sehingga
dianjurkan memakai kaca mata positif ( + ).
§ Mata Miopia, mata tidak mampu melihat jauh dan dekat dikarenakan
punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu dekat sehingga dianjurkan
memakai kaca mata negative ( - ).
§ Mata astigmatisma, mata yang terganggu penglihatnnya dari segala
arah sehingga penderita ini dianjurkan memakai kaca mata silindris atau kaca
mata toroidal.
§ Campuran, ada penderita yang matanya sekaligus mengalami
presbiop dan miop, maka mempunyai prunktum proksimum yang letaknya terlalu jauh
dan prunktum remotum terlalu kecil. Penderita ini memakai kaca mata rangkap
yaitu kaca mata bifocal ( negative di atas, positif di bawah).