Gaya merupakan suatu konsep umum yang dapat
dirasakan secara intuisi bagi fisikiawan atau seorang insinyur.
Ada
gaya bekerja pada tubuh dan ada gaya yang berada dalam tubuh kita sendiri. Gaya
yang bekerja pada tubuh ini dapat diketahui apabila kita menabrak suatu objek.
Sedangkan gaya yang berada dalam tubuh, sering-sering kita tidak ketahui,
padahal gaya itu ada, misalnya gaya otot yang menyebabkan mengalirnya darah dan
paru-paru yang memperoleh udara.
Newton telah membuat hukum gravitasi secara
universal yang merupakan dasar asal mula gaya yang dikenal dengan gaya
gravitasi.
Hukum
ini merupakan gaya tarik antara dua benda, misalnya berat badan, ini merupakan
gaya tarik bumi terhadap aliran darah yang mengalir secara berlawanan.
Selain gaya gravitasi ada pula gaya listrik yaitu
gaya antara proton dan elektron pada atom hydrogen. Ada pula dua gaya yang
fundamental/mendasar yaitu gaya inti kuat yang dihasilkan oleh proton dan gaya
inti lemah yang dihasilkan elektron ( beta ) dari inti atom.
Hukum Newton tentang gerak
Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam
hukum tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan
Inggris. Newton sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan
gerak.
Hukum 1.
Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang
tak seimbang, atau gaya luar neto.
Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis.
F neto = 0
Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.
Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis.
F neto = 0
Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.
Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba
mengerem, mungkin orang tersebut bisa terpelanting dan berkata ”aku terlempar
ke depan !”, padahal itu adalah inersia yang menyebabkan ke depan berlanjut
walau bus telah berhanti.
Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk
mematuhi hukum tersebut. Jika ada gaya sentakan dari belakang, badan akan
tersentak keras ke depan karena ia berkontak dengan tempat duduknya. Namun
kepala cenderung tidak bergerak dan tersentak dalam posisi yang menjulur
(ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan
keras ke depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks. Cedera dalam tinju
atau football yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dalam proses serupa.
Pergerakan
pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada
tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh.
1. Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat tubuh.
2. Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya otot jantung, gaya otot paru-paru
1. Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat tubuh.
2. Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya otot jantung, gaya otot paru-paru
Gaya
pada tubuh ada 2 tipe :
1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil
Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan
setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot
tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil.
Ada 3 kelas sistem pengumpil :
a. Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher
b. Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit
c. Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan
Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehata
1. Gaya Berat Tubuh & Posisi
Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop
selama 24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya
untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang
(vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh
bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini
membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.
Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar
32% populasi dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di
depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan
meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi
menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu
melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang
belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik, lanjut dia, akan
dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah.
Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan
timbulnya pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka
itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi
terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di
mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.
Kelebihan
dari posisi ini adalah :
Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan
memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar
dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi
kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi
terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
2. Traksi Pada Praktik Klinik
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya
mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih
dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya
dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat
pin tulang.
Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang
memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang
memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya
adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve
palsy pada traksi tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah
kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama
ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah
kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam
keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai
kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass)
atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of
support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan
di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang
tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan
membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu
keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi
tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan);
keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks
dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan
somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan
jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik,
basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan
kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti,
usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman
terdahulu.
Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat
dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam
pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah
: menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk
mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta
menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah
:
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual,
vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem
sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus
berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama
untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan
gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi
tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting
untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita
berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek
sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat
menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh.
b. Sistem vestibular
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris
yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus.
Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem
labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut.
Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama
ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf
kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa
stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari
reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari
nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke
motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher
dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat
cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol
otot-otot postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau
proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke
otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)
proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri
melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh
dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor
raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi
kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah
pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik
pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri
tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan
pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari
otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi,
titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya
respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang
lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.
Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan
aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya
peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai
kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force)
maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan
sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi
otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang
teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot
tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul
harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari
luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk
melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus
mempengaruhi posisi tubuh.
Adaptive systems
Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input
sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai
dengan karakteristik lingkungan.
Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan
mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang
tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada
benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi
adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara
merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan
seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau
perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di
atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat
faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu,
ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat
badan.
2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang
berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara
garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat
stabilitas tubuh.
3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang
berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di
bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari
luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi
stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding
berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi,
maka stabilitas tubuh makin tinggi.
Keseimbangan Berdiri
Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf
pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh (center of body mass) dalam
keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh membentuk
batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada
tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi
sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan
efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam
contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak.
Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan,
pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular
berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf
pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran
visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi,
tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk
mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan
lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta mengorganisasikan respon
dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat biomekanik
untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari
unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh
dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman
selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang
muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan
diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di
bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP).
Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki
dan lebar dari bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri
dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di
sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan
sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena
seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar