Pengertian
Etika ( Etik )
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos
yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika
berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai
kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
Pengertian
Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan
santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang
beradab dalam pergaulan.
Etika Dan
Etiket Yang Baik Dalam Komunikasi
Berikut di bawah ini adalah beberapa etika
dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1.
Jujur
tidak berbohong
2.
Bersikap
Dewasa tidak kekanak-kanakan
3.
Lapang
dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan
panggilan / sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan
pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak
mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif
sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa
yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan
pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik
Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik
v Menggunakan kata dan
kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
v Gunakan bahawa yang mudah
dimengerti oleh lawan bicara
v Menatap mata lawan bicara
dengan lembut
v Memberikan ekspresi wajah
yang ramah dan murah senyum
v Gunakan gerakan tubuh /
gesture yang sopan dan wajar
v Bertingkah laku yang baik
dan ramah terhadap lawan bicara
v Memakai pakaian yang rapi,
menutup aurat dan sesuai sikon
v Tidak mudah terpancing
emosi lawan bicara
v Menerima segala perbedaan
pendapat atau perselisihan yang terjadi
v Mampu menempatkan diri dan
menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
v Menggunakan volume, nada,
intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
v Menggunakan komunikasi non
verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk,
hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)
v Dan lain sebagainya.
Etika
Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini
adalah para orang tua kita, yaitu Bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak
dan orang lain yang lebih tua dari kita.
Kita wajib menghormati orang tua yang telah
memelihara kita dan membesarkan, mendidik dan membiayai hidup kita, tidak
sedikit pengorbanan mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga dan pikiran
yang telah dicurahkan untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak
mengharapkan balasan atas kasih sayang dan pengorbanan kepada kita.
Namun tidak selayaknya kita mengabaikan
kewajiban menghormati dan menuruti segala nasehat dan perhatiannya. Kakek,
nenek, paman, bibi, dan kerabat kita yang lebih tua juga harus kita hormati dan
kita perlakukan seperti orang tua kita. Oleh karena itu kita harus berlaku
hormat dan sopan, tidak bersikap melawan atau menentang pada saat ada
perselisihan. Karena bila kita bersikap hormat dan sopan insya’ Allah mereka
pun akan berlaku sama.
Etika
Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari
itu pergaulan dengan orang sebaya sangat penting. Hampir setiap hari,
dikalangan masyarakat maupun di sekolah, kita sering
kali berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam
beberapa hal. Pada saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk
m\dimintai tolong baik bersifat pribadi pun kita lebih terbuka.
Manusia adalah makhluk sosial yang
selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, setiap orang memiliki
kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Dalam
pergaulan sehari-hari kita sela bersama mereka, maka kita patut menghormatinya
serta menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka akan menghormati dan
menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu
hendaknya kita turut memikirkan dan mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka
serta turut meringankan beban permasalahannya.
Etika
Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang lebih
tua dan orang yang menjadi perhatian kita untuk selalu kita hormati, tapi juga
orang-orang yang lebih muda. Islam menganjurkan kita agar bersikap merendah dan
santun sesama mukmin, termasuk orang yang lebih muda dari kita. Walau kita
banyak kelebihan dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dan congkak pada
mereka justru kita harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segala
kecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk
juga terhadap orang yang keadaan perekonomiannya rendah, pengetahuan dan pengalamannya lebih lemah
dari kita, juga anak yatim dan fakir miskin.
Terhadap mereka kita wajib menyantuni dan bersikap penuh kasih sayang, tidak
berbuat dan berkata kasar, tidak menghina keadaan dan derajat mereka. Jika kita
tidak hormat dan tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda dari kita, maka
niscaya mereka pun tidak akan menghormati kita.
Agama menganjurkan kepada kita untuk bergaul
dengan orang-orang yang berbeda agama dengan agama
kita.
Pada dasarnya mereka pun sama dengan kita (makhluk ciptaan Allah) hanya saja
berbeda keyakinan, banyak beraneka sifat prilaku dan keinginan, juga kepercayaan
dan keyakinan yang berbeda namun merupakan bagian dari masyarakat bangsa. Kita
membutuhkan mereka dalam hal pekerjaan, perniagaan dan kemasyarakatan. Tak
selayaknya kita membedakan orang yang berbeda agama, kita harus tetap bergaul
dengan mereka sebagai sesama makhluk Allah dan sebagai anggota masyarakat.
Etika
Dalam Berpakaian Dan Memandang
Fungsi pakaian adalah sebagai penutup
aurat sekaligus
perhiasan agama
Islammemerintahkan agar setiap orang memakai pakaian yang baik dan
bagus, baik berarti sesuai dengan fungsinya yaitu menutupi aurat, sedangkan
bagus berarti memadai (serasi) sebagai perhiasan penutup tubuh yang sesuai
kemampuan si pemakai. Untuk keperluan ibadah sholat di masjid kita dianjurkan
pakai pakaian yang baik dan suci bersih (terhindar najis).
Berpakaian bagi kaum perempuan mukmin telah
digariskan oleh Al Qur’an adalah menutup seluruh auratnya.
Pada dasarnya pakaian muslim tidak menghalangi si pemakai melakukan kegiatan
sehari-hari dalam masyarakat, semua
kembali pada niat si pemakai dalam melaksanakan ajaran Allah.
Selain berpakaian kita juga memandang, mata
adalah anugerah Allah yang paling penting yaitu untuk melihat, mata disini yang
dimaksud adalah untung memandang hal-hal yang baik-baik saja, karena Rasulullah
mengatakan “janganlah kalian kaumku sekaian semua memandangi sesuatu yang tidak
baik (buruk) dengan matamu sekalian umatku.
Etika
Dalam Berbicara Kepada Masyarakat
Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan
adalah berbicara, dengan bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya
kita juga dapat mengetahui keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan
banyak orang (teman) dan bisa pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus
pandai-pandai menjaga cara berbicara kita dengan baik. Agama
Islam mengajarkan
agar kita berbicara sopan supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri ataupun
orang lain.
Mulut dapat kita gunakan sebagai nasehat akan
kebenaran hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan karena
perselisihan itu kehendak setan yang ditujukan untuk mengadu domba, fitnah, isu
dan gosip.
Etika
Dalam Makan Dan Minum
Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia
untuk dapat bertahan hidup secara wajar dan sehat. Banyak makanan yang langsung
diambil dari alam. Dari banyak jenis makanan dan minuman itu, kita dianjurkan
oleh agama untuk memilih makanan yang baik
dan halal, dan benar-benar diperlukan untuk kesehatan, tidak boleh berlebihan.
Makanan yang baik, adalah makanan yang
bergizi. Halal berarti diperbolehkan agama. Makanan yang baik belum tentu
halal, demikian juga halal belum tentu baik untuk kesehatan. Jadi kita harus
memilih makanan yang baik sekaligus halal. Disini banyak cara makan dan minum
harus benar-benar memperhatikan etika, adab, tata krama, dalam memakan dan
meminum sesuatu.
ETIKA
PERGAULAN MAHASISWA
Etika pergaulan mahasiswa di
Universitas Gunadarma yang sesuai dengan PP 60 tahun 1999 tentang Sistem
Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan diberlakukannya tata tertib kehidupan
kampus, tata tertib ujian, ketentuan-ketentuan pemilihan lembaga kemahasiswaan
yang prinsipnya mengatur tentang perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya
tujuan pendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan didalam PP 60 tahun 1999
tersebut.
1. Faktor
Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar
Perlu diingat bahwa tugas mahasiswa
adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka perlu diketahui faktor-faktor
yang menjadi kunci yakni :
1). Atribut Individu
Atribut Individu/mahasiswa adalah
karakteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang menjadi salah satu
faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada tiga karakteristik yang
melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang berbeda-beda yakni :
a. Karakteristik Demografi seperti
umur dan jenis kelamin;
b. Karakteristik Kompetensi
seperti kecerdasan dan kemampuan;
c. Karakteristik Psikologi seperti
nilai, perilaku dan kepribadian.
2). Keinginan Kerja
Keinginan kerja ini artinya keinginan
untuk belajar, karena tugas mahasiswa adalah belajar. Selain itu juga harus ada
motivasi, baik dari dalam maupun dari luar. Motivasi dari dalam berasal dari
diri sendiri untuk berhasil dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih
baik. Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri baik berasal dari orang
tua atau pihak lain.
3). Dukungan Organisasi
Dukungan Organisasi adalah segala
sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk memaksimalkan hasil dari belajar.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka
ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan. Kehilangan salah satu faktor saja,
maka hasilnya tidak dapat optimal.
Berdasarkan pengamatan terhadap para
alumni yang sukses meniti karier di tempatnya bekerja, maka berikut ini
saran-saran yang perlu dikemukakan agar saudara juga dapat meraih kesuksesan
dimasa depan :
a. Perbanyak
Menggunakan Komputer
Komputer adalah benda mati yang
diciptakan oleh daya nalar (logika) manusia, karenanya, prinsip kerja komputer
sama dengan cara kerja nalar manusia. Komputer tak ubahnya sebagai “pembantu”
kerja yang dapat diperintah dengan perintah yang sesuai dengan logika atau
nalar. Karenanya, diharapkan mahasiswa untuk sering menggunakannya, maka
kesalahan-kesalahan perintah yang mungkin terjadi akan semakin berkurang atau
sama sekali tidak akan ada kesalahan. Untuk sering menggunakannya, maka
alangkah baiknya jika setiap mahasiswa memiliki komputer pribadi.
b. Memilih
Teman
Penyesalan biasanya datang terlambat.
Ini banyak dialami mahasiswa yang merasa “tertipu” oleh dirinya sendiri karena
salah memilih teman bergaul. Kesenangan sesaat justru menjerumuskan mereka ke
kepedihan yang berkepanjangan. Jangan sampai saudara mengalami hal ini.
Pilihlah teman, dan bentuklah
kelompok-kelompok belajar yang memiliki jiwa inovatif. Artinya, tidak hanya
mengulang pelajaran yang sudah diberikan oleh dosen, melainkan mencari
referensi lain yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai materi berikunya
yang akan diajarkan dosen di kelas. Ingat, masa depan saudara tergantung
saudara sendiri, dan mulailah dengan bekerja keras dalam belajar sejak dini
untuk meraih masa depan.
c. Jangan
Mudah Mengeluh
Orang yang sering berkeluh-kesah
menandakan kurang memiliki kemampuan. Dalam ilmu psikologi, ada satu alat ukur
kemampuan seorang manusia yang disebut dengan adversity quotient (AQ),
yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya diatas IQ (kecerdasan otak)
dan EQ (kecerdasan emosi).
Orang yang memiliki nilai AQ tinggi,
maka ia tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus asa walau pada kondisi
seburuk apapun. Justru sebaliknya, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya,
ia mampu berpikir dan bertindak mensiasati diri untuk dapat terus maju. Hal ini
terjadi atau dapat dilihat para pengusaha ekonomi lemah yang tetap survive dan
maju meskipun krisis ekonomi melanda negara kita.
d. Kembangkan
Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan waktu-waktu senggang untuk
membaca dan menulis yang berkaitan dengan tugas belajar. Keengganan membeli
buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang
dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa pada umumnya sangat gemar
meng-copytransparansi dosen, padahal, transparansi itu adalah sarana
untuk mengajar, bukan sarana untuk belajar.
Pada semester 6, setiap mahasiswa
diwajibkan untuk menulis sebuah penulisan ilmiah, yang setiap kata, kalimat,
dan setiap alineanya diperiksa oleh dosen pembimbing dan dosen penguji.
Kesalahan dalam memilih kata, mengungkapkan ide dalam kalimat, dan
ketidakseimbangan antara satu kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah
alinea, merupakan kesalahan yang cukup fatal.
e. Jauhkan
Sifat Sombong
Tidak ada satupun manusia yang segala
kemampuannya melebihi orang lain.Kesombongan hanya akan menjauhkan diri kita
pada kesempatan baik yang semestinya dapat kita raih. Bisa saja, karena sifat
sombong kita, teman kita yang tadinya mau mengajak bekerja di perusahaan besar
menjadi enggan, teman-teman yang tadinya simpati karena kepintaran kita,
menjadi antipati.
Seorang profesor, yang sangat ahli dan
sangat menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong, karena, ilmu terus
berkembang, dan suatu saat apa yang telah dikuasainya ternyata belum apa-apa,
karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar adalah longlife
education (belajar seumur hidup), tidak ada hentinya.
f. Miliki
Target-target Pribadi
Biasakan memiliki target-target
pribadi, misalkan, disemester depan IPK saya harus naik, di tahun kelima saya
harus bisa membuka usaha di bidang informatika, dan sebagainya. Untuk mencapai
target-target tersebut, maka kita harus memiliki strategi atau siasat-siasat
yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang kemampuan
diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa kekurangan kita),
selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa peluang yang bisa kita
raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari sana kita dapat melakukan
manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan, memilih teman, dan
sebagainya).
Dengan memiliki target-target pribadi,
maka, jalan hidup kita menjadi lebih terarah, dan kita tahu prioritas apa yang
harus dikerjakan terlebih dulu. Bila target itu tidak terpenuhi, maka susun
target baru sambil mengintropeksi diri,
mengapa target tersebut tidak tercapai, dan benahi.
2). Etika
dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam rangka menciptakan kehidupan
ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar lingkungan kampus Universitas
Gunadarma, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai
berikut :
1). Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
a. Berpakaian dan bersepatu rapi
di lingkungan kampus;
b. Menjunjung tinggi nilai-nilai
ilmiah;
c. Mengetahui, memahami dan
melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus dan berusaha
tidak melanggar;
d. Memberi contoh yang baik dalam
berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat;
e. Saling menghormati dan menghargai
terhadap sesama mahasiswa;
f. Berperilaku dan bertutur kata
yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang mencerminkan perilaku
sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama/kepercayaan yang dianut;
g. Tidak
berperilaku asusila atau tidak bermoral;
h. Bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Gunadarma atas pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
2). Etika Pergaulan di Luar Kampus
a. Menjadi contoh yang baik di
lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
b. Berperilaku dan bertutur kata
yang baik mencerminkan sebagai mahasiswa;
c. Berupaya mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud
pengabdian;
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi di luar kampus.
ETIKA PERGAULAN
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang
sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih
hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat
langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah
manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Tidak ada
mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Begitu halnya dengan manusia.
Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan
bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam
bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun
tingkah laku. Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk
bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu
merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut
dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil,
tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar.
Etika Berbeda Pendapat
1.
Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri
dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap show (ingin tampil)
dan membela diri dan nafsu.
2.
Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada
Kitab Al-Qur'an dan Sunnah.
3.
Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat
denganmu dan tidak menuduh buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.
4.
Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing
perselisihan, yaitu dengan cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan
atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
5.
Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah
menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan
secara matang.
6.
Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang
ditujukan kepada anda atau catatan-catatang yang dialamatkan kepada anda.
7.
Sedapat mungkin menghindari
permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
8.
Berpegang teguh dengan etika berdialog dan
menghindari perdebatan, bantah-membantah dan kasar menghadapi lawan.
Etika Bercanda
1.
Hendaknya percandaan tidak mengandung nama Allah,
ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam.
2.
Hendaknya percandaan itu adalah benar tidak
mengandung dusta.
3.
Hendaknya percandaan tidak mengandung unsur
menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia.
4.
Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang
lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat
menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.
5.
Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga
menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan
oleh orang lain.
Etika
Berkomunikasi Via Telepon
1.
Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda
hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang
tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.
2.
Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via
telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga
mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.
3.
Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan,
karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan
penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
4.
Hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat
ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki.
5.
Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan
berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya
via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara,
memperlembut dan lain sebagainya.
6.
Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan
ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia
harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
7.
Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin
pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.
8.
Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali
seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya.
9.
Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang
negatif, karena telepon
10.
pada hakikatnya adalah nikmat dari Allah yang Dia
berikan kepada kita untuk
11.
kita gunakan demi memenuhi keperluan kita.
Etika Bertamu
1.
Hendaknya orang yang akan meminta izin memilih
waktu yang tepat untuk minta izin.
2.
Hendaknya orang yang akan minta izin mengetuk
pintu rumah orang yang akan dikunjunginya secara pelan.
3.
Hendaknya orang yang mengetuk pintu tidak
menghadap ke pintu yang diketuk, tetapi sebaiknya menolehkan pandangannya ke
kanan atau ke kiri agar pandangan tidak terjatuh kepada sesuatu di dalam rumah
tersebut yang dimana penghuni rumah tidak ingin ada orang lain yang melihatnya.
Karena minta izin itu sebenarnya dianjurkan untuk menjaga pandangan.
4.
Sebelum minta izin hendaknya memberi salam
terlebih dahulu.
5.
Minta izin itu sampai tiga kali, jika sesudah tiga
kali tidak ada jawaban maka hendaknya pulang.
6.
Apabila orang yang minta izin itu ditanya tentang
namanya, maka hendaklah ia menyebutkan nama dan panggilannya,
7.
Hendaknya peminta izin pulang apabila permintaan
izinnya ditolak,
8.
Hendaknya peminta izin tidak memasuki rumah
apabila tidak ada orangnya, karena hal tersebut merupakan perbuatan melampaui
hak orang lain.
Etika di Jalanan
1.
Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak
berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau
mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
2.
Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki
maupun perempuan.
3.
Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran,
sisa makanan di jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di
situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka bernaung.
4.
Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan
sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.
5.
Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang
tidak dikenal.
6.
Beramar ma`ruf dan nahi munkar.
7.
Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan),
memberikan bantuan
8.
kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang
yang berbuat keliru
9.
serta membela orang yang teraniaya.
10.
Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.
11.
Tidak ngebut bila mengendarai mobil khususnya di
jalan-jalan yang ramai
12.
dengan pejalan kaki, melapangkan jalan untuk orang
lain dan memberikan
13.
kesempatan kepada orang lain untuk lewat.
Etika Berpakaian dan Berhias
1.
Dianjurkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
2.
Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak
membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
3.
Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian
perempuan atau sebaliknya.
4.
Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk
ketenaran)
5.
Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang
bernyawa,
6.
Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera
kecuali dalam keadaan terpaksa.
7.
Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi
kedua mata kaki.
8.
Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya
menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya.
9.
Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di
dalam berpakaian atau lainnya.
10.
Dianjurkan membaca doa sebelum berpakaian
11.
Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih,
12.
Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan
perempuan,
13.
Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan
bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul).
Etika Berbicara
1.
Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
2.
Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat
didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas
dapat difahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
3.
Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna
bagimu.
4.
Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu
dengar.
5.
Menghindari perdebatan dan saling membantah,
sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta
sekalipun bercanda.
6.
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
7.
Menghindari perkataan jorok (keji).
8.
Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak
bicara di dalam berbicara.
9.
Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan
mengadu domba.
10.
Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik
dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang
dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
11.
Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi
berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.
12.
Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang
menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain
dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan
dan pertentangan.
13.
Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan
memandang rendah orang yang berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar