REGULASI HORMON
Fungsi tubuh diatur oleh
dua sistem pengaturan yaitu: Sistem saraf dan sistem hormonal(sistem endokrin).
Pada umumnya sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagi
fungsi metabolisme tubuh. Mengatur kecepatan reaksi kimia didalam sel atau
transport zat-zat melalui membrane sel atau aspek-aspek metabolism sel lainya
seperti pertumbuhan dan sekresi.
SIFAT-SIFAT HORMON
1.
Suatu hormone merupakan zat kimia yang disekresi
dalam cairan tubuh oleh suatu sel atau kelompok sel dan menimbulkan efek
pengaturan fisiologis pada sel-sel tubuh lainya.
2.
Hormone terbagi menjadi dua macam, yaitu:
- Hormon local
- Hormon umum
MEKANISME KERJA HORMON
Berbagai hormone
berfungsi mangatur tingkat aktivitas jaringan sasaran. Untuk memberikan fungsi
pengaturan ini,mereka dapat mengubah reaksi-reaksi kimia dalam sel,mengubah
permeabilitas membrane sel terhadap zat-zat khusus,atau mengaktifkan beberapa
mekanisme sel spesifik lain. Berbagai hormone melakukan efek ini dalam banyak cara.
Akan tetapi, dua mekanisme umum yang penting dengan nama banyak hormon
berfungsi adalah:
1.
Pengaktifan sistem AMP siklik sel yang
selanjutnya menimbulkan fungsi sel tertentu.
2.
Pengaktifan gen sel yang menyebabkan sel
tertentu.
KELENJAR PADA SISTEM
HORMON
1.Kelenjar Hipofisi ( Pituitary )
Merupakan kelenjar kecil,garis tengahnya kurang dari 1 cm
dan berat sekitar 0,5 sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada
basis otak dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh tangkai pituitaria,atau
infundibulum hipotalamia.
Pembagian Hormon
Hipofisis:
·
Hipofisis Anterior ( Adehipofisis )
Sekresi hipofisis
anterior diatur oleh hormone yang dinamakan “releasing”dan”inhibitory
hormones(“factor”)hipotalamus”.yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan
kemudia dihantarkan kehipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang
dinamakan pembuluh portal
hipotalamik-hifpfisial.kelenjar hipofisis anterior terdiri atas beberapa
jenis sel. Pada umumnya terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis hormone yang
dibentuk pada kelenjar inidengan tehnik perawatan khusus,berbagai jenis sel ini
dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satunya memungkinkan pengecualiannya
adalah sel dari jenis yang sama mungkin menyekresi hormone luteinisasi dan
hormone perangsang folikel.
·
Hipofisis Posterior ( Neurohipofisis )
Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang
berasal dari hipotalamus dan berakhir pada hipofisis posterior.kelenjar hipofisis posterior,juga
dinamakan neurohipofisis,terutama
terdiri atas sel-sel seperti sel glia yang dinamakan pituisit.akan tetapi,pituisit tidak menyekresi hormone,mereka
bekerja sebagai struktur penyokong untukserabut
saraf terminal yang jumlahnya banyak danujung-ujung
saraf terminaldari traktus saraf berasal dari nuclei supraoptikus dan para ventrikularis hipotalamus.traktus-traktus
ini berjalan ke neurohipofisis melalui infundibulum
hipotalami.ujung-ujung saraf merupakan tombol-tombol bulosa yang terletak
pada permukaan kapiler,tempat mereka menyekresi hormone-hormon hipofisis
posterior:
1). hormone
antidiuretik (ADH ), juga dinamakan Vasopresin dan,
2). Oksitosin. Kedua hormone ini merupakan polipeptida
kecil, masing-masing mengandung Sembilan asam amino. Mereka identik satu sama
lain kecuali untuk dua asam amino.
1.
Hormon Hiposisis Anterior
a. Growth Hormone (GH) Atau Somatotropic
Hormone (STH) adalah sejenis hormone protein yang mengendalikan
pertumbuhan seluruh sel tubuh dengan merangsang seluruh jaringan tubuh untuk
menambah ukuran sel dan memperbanyak mitosis sehingga sejumlah sel bertambah.
GH mempunyai efek metabolic yaitu :
1). Protein sintetis lebih, dengan
cara :
- Transport asam
amino melalui membran sel kedalam sel meningkat.
- Ribosom dalam
sel meningkat lebih aktif
- Pembentukan
RNA dalam nucleus lebih
- Katabolisme
protein dan asam amino berkurang
2). Penggunaan karbohidrat
berkurang
- GH menyebabkan berkurangnya penggunaan glukosa untuk
energy sehingga mempunyai efek diabetogenik
3). Mobilisasi
Lemak Berlebih.
- Jaringan
lemak terjadi pelepasan fatty acid berkurang menimbulkan acetyl Co-a berkurang
untuk energy sehingga timbul ketosis.
- Perlu diketahui bahwa GH disekresi dalam jumlah yang
sama/ hampir sama waktu masa anak-anak.
- Sekresi GH naik turun dalam beberapa menit
sehubungan dengan nutrisi dan stress antara lain : kelaparan, hipoglikemia,
exercise, trauma, dan lain-lain.
b. TSH ( Thyroid Stimulating Hormone : Hormone
Perangsang Thyroid ).
Kelenjar Tiroid terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan kiri
depan trakea, menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek nyata
pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin,
suatu hormone yang penting untuk metabolisme kalsium
1). Pembentukan Dan Sekresi Hormon
Tiroid
Hormone yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalah
tiroksin. Zat hasil sekresi dinamakan koloid yang dibatasi oleh sel epitel
kuloid yang menyekresi ke bagian dalam folikel. Unsure utama koloid adalah
glikoprotein besar firoglukobin, yang mengandung hormone tiroid. Sekali sekresi
memasuki folikel, kemudian diabsorpsi kembali melalui epitel folikel dan masuk
ke darah sebelum dapat berfungsi dalam tubuh.
2). Fungsi Hormon
Tiroid
Hormone tiroid mempunyai 2 efek utama dalam tubuh :
-
Meningkatkan kecepatan metabolism secara
keseluruhan
-
Pada anak-anak merangsang pertumbuhan
3). Peningkatan
Umum Kecepatan Metabolisme
-
Hormone tiroid meningkatkan aktifitas
metabolisme hampir semua jaringan tubuh.
-
Efek hormone tiroid menyebabkan peningkatan
sintesis protein .
-
Efek hormone tiroid pada sistem enzim sel, dalam
1 minggu / lebih setelah pemberian hormone tiroid paling sedikit 100 dan
mungkin lebih banyak lagi enzim intra sel meningkat jumlahnya.
-
Efek hormone tiroid pada mitokondria, bila
tiroksin/ triodotironin diberikan pada
binatang, mitokondria pada sebagian besar sel tubuh bertambah ukuran dan
jumlahnya.
-
Efek hormone tiroid dalam meningkatkan transport
aktif ion melalui membrane sel, salah satu enzim yang meningkat sebagai respon terhadap
hormone tiroid adalah Na-K ATP Ase
4).
Efek Hormon Tiroid Atas Pertumbuhan
-
Hormone tiroid mempunyai efek umum dan khusus
atas pertumbuhan pada manusia
-
Efek hormone tiroid atas pertumbuhan terutama
dimanifestasikan dalam anak-anak yang sedang tubuh
-
Pada orang dengan hipotiroidisme kecepatan
pertumbuhan sangat teretardasi.
-
Pada orang dengan hipertiroidisme sering terjadi
pertumbuhan rangka yang berlebihan yang memyebabkan anak menjadi lebih tinggi
daripada yang lain
-
Tetapi epifise menutup pada usia yang dini
sehingga kemudian tinggi orang dewasa bisa menjadi lebih pendek
5). Kelainan
Kelenjar Tiroid
a). Kegagalan
Sekresi Tiroid
Pada anak-anak
dapat saja terjadi kegagalan sekresi tiroid, karena tidak terdapatnya enzim
dalam sel-sel tiroid yang diperlukan. Hal ini mengakibatkan Kretinisme. Anak tampak dwafisme dan
mengalami retardasi mental, dengan kulit tebal, rambut jarang, suara serak dan
lidah menonjol keluar.
Pada orang dewasa
tiroid dapat mengalami kerusakan secara perlahan oleh penyakit autoimun. Hal
ini terjadi pada miksedemia dengan perlambatan semua fungsi tubuh, ketumbuhan
mental, suhu tubuh subnormal, kulit kasar tebal dan suara serak.
b). Kelebihan Sekresi Tiroid
Hipertiroidisme
terjadi karena sintesis abnormal suatu senyawa dalam tubuh yang menyerupai TSH.
Kondisi ini menyebabkan suatu peningkatan aktivitas metabolic dengan
peningkatan nafsu makan dan pembentukan panas. Gejala-gejalanya termasuk
ansietas dan mudah terangsang, tremor halus pada tangan, inteloransi pada
hangat, penurunan berat badan, diare, berkeringat dan ekspresi melotot.
c). ACTH ( Adrenocorticotropik Hormone ), Adrenocorticotropin,
Corticotropin.
1. Pengaturan
-
Pengaturan sekresi kortisol hampir
seluruhnya diatur oleh hormon adrenokortikotropin (ACTH) yang disekresi oleh
kelenjar hipofisis anterior.
-
Hormon ini juga dinamakan kortikotropin dan
adrenokortikotropin, yang juga meningkatkan pembentukan androgen adrenal oleh
korteks adrenal.
-
ACTH dalam jumlah sedikit dibutuhkan untuk
sekresi aldosteron, memberikan peranan permisif yang memungkinkan faktor lain
yang lebih penting untuk menimbulkan pengaturannya yang lebih kuat.
2. Efek Stress Fisiologis Pada Sekresi ACTH
-
Hampir setiap jenis stress fisik atau mental
dapat mengakibatkan peningkatan sekresi ACTH dan akibatnya dalam beberapa
menit, sering meningkatkan sekresi kortisol selama 20 kali.
-
Misalnya diakui bahwa rangsang nyeri atau
isyarat saraf jenis lain yang disebabkan oleh stress mula-mula diantarkan ke
berbagai area hipotalamus dan selanjutnya isyarat ini dipancarkan kembali ke
amenesia mediana, tempat CRH dieksresikan kedalam sistem porta hipofisis.
3.
Efek
Penghambatan Kortisol Pada Hipotalamus Dan Pada Hipofisis Anterior
Kortisol mempunyai efek umpan balik
negative langsung pada :
·
Hipotalamus untuk menurunkan pembentukan CRH
·
Kelenjar hipofisis anterior, yang mengurangi
pembentukan ACTH.
Umpan balik ini membantu mengatur konsentrasi
kortisol plasma, yaitu bila konsentrasi terlalu besar, umpan balik ini secara
automatis mengurangi konsentrasi ini kembali ke tingkat pengaturan normal.
d). Hormone Perangsang Folikel (
FSH : Follicle Stimulating Hormon ) Dan Luteinizing Hormone ( LH ).
Hormon ini juga disebut
gonadotropin karena hormone ini mengatur fungsi gonad.
1)
Efek
fisiologis FSH
-
Pada perempuan FSH menstimulasi
pertumbuhan folikel pertumbuhan folikel ovarium dan membantu menstimulasi
produksi estrogen ovarium
-
Pada laki-laki, merangsang
pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus semifinalis testis.
2)
Efek
fisiologis LH
-
Pada perempuan, LH bekerja sama
dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen. LH bertanggung jawab untuk ovulasi
dan sekresi progesterone dari folikel yang rupture.
-
Pada laki-laki, LH menstimulasi
sel-sel interstitial tubulus seminiferus testis untuk memproduksi androgen (
testoteron ).
e). Prolaktin
Disekresi selama masa kehamilan
dan saat menyusui setelah melahirkan efek fisiologis
- Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi
air susu dari kelenjar mammae yang sebelumnya juga telah dipersiapkan untuk laktasi
melalui kerja hormone lain.
2. Hormon
Hiposisis Posterior ADH Dan Oksitosin
Kedua hormon
ini disintesis oleh sel-sel syaraf dalam hipotalamus, dibawah disepanjang
aksonya dan disimpan dalam neurohipofisi untuk dilepas keujung akson.
Masing-masing hormon disekresi oleh sekelompok neuron yang terpisah.
a. ADH ( Antidiuretik Hormone )
Efek fisiologis
-
ADH menghemat air dan mengatur tekanan osmotic
cairan tubuh 95% dari total osmotic pressure
pada ECF ditentukan oleh konsentrasi ion Na. Jadi ADH mengatur konsentrasi ion Na pada
ECF.
-
ADH pada
konsentrasi sedang dan tinggi punya pressure effeck ( meningkatkan
tekanan darah dengan merangsang kontriksi pembuluh darah perifer ) karena itu
ADH sering disebut sebagai vasopressin. Misalnya pendarahan hebat > 25% ADH
meningkat 25 – 50%
Faktor yang mempengaruhi sekresi ADH
-
ADH meningkat pada trauma, rasa sakit, cemas dan
obat-obatan misalnya : morpin, nikotin, tranquilizer
-
ADH menurun pada pemberian alcohol.
Sekresi Abnormal ADH
-
Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus,
yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan, juga produksi urine yang
berlebihan. Kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian ADH dalam jumlah kecil.
-
Hipersekresi, menyebabkan ritensi air, difusi
cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
b. Oxitocin
Efek fisiologis
Pada perempuan efek oksitoxin tidak dikenal
fungsinya oleh laki-laki, walaupun dilepas saat stimulasi seksual.
-
Oksitoxin menstimulasi kontraksi sel-sel otot
polos uterus selama senggama, dan saat persalinan serta kelahiran pada ibu
hamil
-
Oksitoxin menyebabkan keluarnya air susu dari
kelenjar mammae pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mio epiteliel
disekitar alveoli kelenjar mammae
Kendali sekresi
-
Penghisapan payudara, desahan nafas atau suara
bayi atau stimulating putting atau aerola pada ibu yang menyusui mengakibatkan
stimulus syaraf pada hipotalamus, sekresi oksitoxin dan keluarnya air susu.
-
Pelepasan oksitoxin dan air susu dihambat oleh
stress emosional.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang
dihubungkan melalui sebuah ismus yang sempit. Organ terletak diatas permukaan
anterior kartilago tiroid trakea, tepat dibawah laring.
Pembentukan Dan
Pelepasan
Kelenjar tiroid mensekresi dua jenis hormon, yaitu :
-
Tiroksin atau tetraiodotironin (T4),90% dari
seluruh sekresi kelenjar tiroid
-
Triiodotironin (T3), sekresi dalam jumlah kecil
Efek Fisiologis
Hormone Tiroid
-
Hormon ini meningkatkan laju metabolic hampir semua
sel tubuh dengan menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran
energy, terutama dalam bentuk panas.
-
Pertumbuhan dan maturasi normal tulang dan gigi,
jaringan ikat serta jaringan syaraf.
Abnormalitas Sekresi
-
Hipertiroidisme, mengakibatkan penurunan
aktivitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental lambat dan peningkatkan
simpanan lemak pada anak kecil menyebabkan retardasi mental ( kretenisme)
-
Hipertiroidisme, mengakibatkan aktivitas
metabolic meningkat, berat badan menurun, gelisah tremor, diare, frekuensi
jantung meningkat. Hipertiroidisme berlebihan dapat mengakibatkan goiter
eksoftalmik dengan gejala berupa pembekakan jaringan dibawah kantong mata,
sehingga bola mata menonjol.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang
masing-masing berukuran sebesar biji apel, terletak pada permukaan posterior
kelenjar tiroid dan dipisahkan oleh kelenjar tiroid oleh kapsul jaringan ikat.
Selama bertahun-tahun telah diketahui bahwa peningkatan aktivitas kelenjar
paratiroid menyebabkan absorpsi garam-garam kalsium yang cepat dari tulang
dengan akibat hiperkalsemia pada cairan ekstrasel; sebaliknya, hipofungsi
kelenjar paratiroid menyebabkan hiperkalsemia, sering dengan akibat tetani.
Hormone paratiroid juga penting pada metabolosme fosfat serta metabolisme
kalsium.
1. Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid
Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar paratiroid pada manusia ;
kelenjar ini terletak tepat dibelakang tiap kutub atas dan tiap di belakang
kutub bawah setiap kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid kira-kira
panjang 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm dan mempunyai gambaran makroskopik
lemak coklat tua ; oleh karena itu kelenjar paratiroid sukar ditentukan
tempatnya.
Kelenjar paratiroid manusia dewasa mengandung sel-sel utama dan oksifil,
tetapi sel oksifil tidak terdapat pada banyak binatang dan manusia muda. Sel
utama mensekresi sebagian besar hormon paratiroid. Fungsi sel oksifil tidak
diketahui, mungkin mereka merupakan sel utama yang sudah tua yang tetap mengekskresi
sedikit hormone.
2. Efek
Fisiologis
Paratiroid mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh
melalui peningkatan kadar fosfat darah.
-
Ion kalsium sangat penting untuk
pembentukan tulang dan gigi, koagulasi darah, kontraksi otot, permeabilitas
membrane sel dan kemampuan eksitabilitas neuromaskular yang normal.
-
Ion fosfat sangat penting untuk
metabolism seluler, sistem buffer asam basa tubuh, juga sebagai komponen
nukleotida dan membrane sel.
3. Abnormalitas Sekresi
-
Hipersekresi
Penyebab hiperparatiroidisme biasanya adalah tumor dari salah satu
kelenjar paratiroid. Pada hiperparatiroidisme terjadi aktivitas osteoklastik
yang hebat pada tulang dan hal ini meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam
cairan ekstrasel sedangkan biasanya ( tetapi tidak selalu ) terjadi sedikit
penurunan konsentrasi ion fosfat karena peningkatan ekskresi fosfat oleh
ginjal.
-
Hiposekresi
Bila kelenjar paratiroid tidak mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah
cukup, osteoklast tulang hampir tidak aktif sama sekali. Sebagai akibatnya
reabsorpsi tulang demikian tertekan sehingga kadar kalsium dalam cairan tubuh
berkurang.
-
Rickets terutama pada anak-anak
sebagai akibat defesiensi kalsium atau fosfat dalam cairan ekstrasel. Biasanya
rickets disebabkan oleh vitamin D bukan kekurangan kalsium atau fosfor dalam
diet. Bila anak mendapatkan sinar matahari yang cukup, sinar ultraviolet
membentuk vitamin D3 ( kolekalsiferol ) yang mencegah rickets dengan
meningkatkan reabsorpsi kalsium dan fosfat dari usus.
4. Kelenjar Kalsitonin
Kira-kira 20 tahun yang lalu, ditemukan suatu
hormon baru yang mempunyai efek pada kalsium darah yang berlawanan dengan
hormon paratiroid yang ditemukan pada beberapa binatang rendah, dan mula-mula
diduga disekresi kelenjar paratiroid. Hormon ini diberi nama Kalsitonin karena
ia menurunkan konsentrasi ion kalsium darah. Segera setelah ditemukan,
diketahui pada manusia ia disekresi tidak oleh kelenjar paratiroid tetapi oleh
sel parafolikular atau sel “ C “ dalam interstisium kelenjar tiroid. Untuk
alasan itu ia juga dinamai tirokalsitonin.
Kalsitonin mengurangi konsentrasi kalsium plasma dalam 3 cara :
1.
Efek segera untuk mengurangi aktifitas
osteoklast.
2.
Efek kedua, yang dapat dilihat sekitar satu jam,
adalah peningkatan aktifitas osteoblastik.
3.
Efek ketiga dan terlama kalsitonin adalah
mencegah pembentukan osteoklast baru dari sel osteoprogenitor.
5. Kelenjar Adrenal
Adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang terutama pada
jaringan adipose. Organ ini berada dikutub atas ginjal.
Hormon yang dihasilkan adalah
1.
Hormon Medular, yang disekresi oleh
sel-sel kromatin medulla adrenal untuk merespon stimulus preganglion simpatis.
Hormon ini antara lain adalah katekolamin, epineprin dan norepineprin.
Secara keseluruhan fungsi hormon inin
adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik yang merespon stress,
kegembiraan, cedera, latihan, penurunan kadar gula darah.
2.
Hormon Kortikal Adrenal, kelenjar
adrenal terletak pada kutub superior kedua ginjal, masing-masing terdiri atas
dua bagian, medulla adrenal dan korteks adrenal. Medulla adrenal secara
fungsional berhubungan dengan susunan saraf simpatis, dan ia mensekresi hormon
epinefrin dan norepineprin akibat rangsangan simpatis. Selanjutnya hormon –
hormon ini menyebabkan efek yang hampir sama pada semua bagian tubuh.
Abnormalitas hormon
1.
Hipoadrenalisme – Penyakit Addison
Penyakit Addison disebabkan oleh kegagalan
korteks adrenal menghasilkan hormon-hormon korteks adrenal dan hal ini
selanjutnya paling sering disebabkan oleh atrofi primer korteks adrenal,
mungkin akibat automunitas terhadap korteka tetapi sering juga oleh kerusakan
tuberklosis pada kelenjar adrenal atau invasi korteks adrenal oleh kanker.
2.
Hiperadrenalisme – Penyakit Cushing
Hipersekresi korteks adrenal menyebabkan
kompleks efek hormonal yang dinamakan penyakit Cushing. Ini akibat tumor salah
satu korteks adrenal yang mensekresi kortisol atau hyperplasia umum korteks
adrenal. Hyperplasia selanjutnya disebabkan oleh peningkatan sekresi ACTH oleh
hipofisis anterior. Sedangkan besar kelainan sindroma Cushing dihubungkan
dengan jumlah kortisol yang abnormal, tetapi sekresi androgen juga bermakna.
6. Pankreas Endokrin
Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau Langerhans, yaitu kumpulan sel kecil
yang tersebar diseluruh sel organ.
Ada 4 jenis sel penghasil hormon
yang teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut, yaitu :
1.
Sel Alfa, mensekresi glukagon yang
meningkatkan kadar gula darah.
2.
Sel Beta, mensekresi insulin yang
menurunkan kadar gula darah.
3.
Sel Delta mensekresi somatostatin
atau hormone penghalang hormon pertumbuhan yang menghambat sekresi glukagon dan
insulin.
4.
Sel F, mensekresi polipotida
pancreas, sejenis hormon pencernaan untuk fungsi nyang tidak jelas, yang
dilepaskan setelah makan.
1. Insulin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin
manusia. Insulin terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan
oleh ikatan disulfide. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan
dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel
Pengaturan Sekresi Insulin
Sekresi terutama diatur oleh konsentrasi glukosa darah. Akan tetapi asam
amino darah dan faktor-faktor lain juga memegang peranan penting.
Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah
Kadar glukosa darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml
kecepatan insulin minimum. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100 ml darah, kecepatan sekresi
insulin meningkat cepat, mencapai puncaknya
yaitu 10 sampai 20 kali tingkat basal konsentrasi glukosaa darah antara 300 dan
400 mg/100 ml. jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan glukosa
adalah dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi yang dicapai
selanjutnya penghentian sekresi insulin hampir sama cepat, terjadi dalam
beberapa menit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah kembali ke tingkat
puasa.
2.
Glukagon
-
Glukagon dalah suatu hormon yang disekresi oleh
sel-sel alfa pulau Langerhans, mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan
insulin.
-
Fungsinya yang terpenting adalah meningkatkan
konsentrasi gula darah. Berat molekul glukagon 3485 dan terdiri dari rantai 29
asam amino.
-
Pada penyuntikan glukagon murni kepada binatang
terjadi efek hiperglikemia yang nyata. Satu mikrogram glucagon per kilogram
meningkatkan konsentrasi gula darah kira-kira 20 mg/100 ml darah dalam sekitar
20 menit.
-
Kerana alas an ini, glucagon sering dinamakan
faktor hiperglikemia.
-
Dua efek utama glucagon pada metabolisme glukosa
adalah
a)
Pemecahan glikogen ( glikogenolisis ) dan
b)
Peningkatan glukoneogenesis.
-
Efek glucagon paling dramatis adalah
kemampuannya menyebabkan glikogenolosis dalam hati, yang selanjutnya
meningkatkan konsentrasi glukosa darah dalam beberapa menit. Glucagon dapat
melakukan hal ini dengan “ cas-cade “ peristiwa yang kompleks.
Pengaturan
Sekresi Glukagon
1.
Efek Konsentrasi
Glukosa Darah
Perubahan
konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang jelas berlawanan pada sekresi
glucagon dibandingkan pada sekresi insulin. Yaitu, penurunan glukosa darah,
meningkatkan sekresi glucagon. Bila glukosa darah turun sampai serendah 70
mg/100 ml darah, pancreas mensekresi glucagon dalam jumlah yang sangat banyak,
yang cepat memobilisasi glukosa dalam hati. Jadi glucagon membantu melindungi
terhadap hipoglikemia.
2.
Efek Asam
Amino
Asam amino
meningkatkan sekresi glucagon, suatu efek yang tepat berlawanan dengan glukosa.
Peranan fisiologis efek ini diduga mencegah hipoglikemia yang akan timbul bila
makan protein murni, karena asam amino dari protein meningkatkan sekresi
insulin karena itu menurunkan glukosa darah. Peningkatan sekresi glucagon
secara teoritis dapat meniadakan efek ini.
Ringkasan
Pengaturan Glukosa Darah
Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah diatur
sangat sempit, biasanya berkisar antara 80 sampai 90 mg/ 100 ml darah pada
orang yang sedang puasa setiap pagi sebelum makan pagi.
Konsentrasi ini meningkat menjadi 120 sampai 140 mg/100
ml selama satu jam pertama atau lebih setelah makan, tetapi sistem umpan balik
yang mengatur glukosa darah mengembalikan konsentrasi glukosa dengan cepat
sekali ke tingkat pengaturan, biasanya dua jam setelah absorpsi karbohidrat
yang terakhir. Sebaliknya pada kelaparan, fungsi glukoneogenesis hati
menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah
puasa.
1) Fungsi
hati sebagai sistem buffer glukosa darah yang sangat penting yaitu bila glukosa
darah meningkat ke konsentrasi sangat tinggi setelah makan dan kecepatan
sekresi insulin juga meningkat, sebanyak dua pertiga glukosa yang diabsorbir
dari usus hampir segera disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen. Kemudian
selama jam berikutnya bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi
insulin turun, hati melepaskan glukosa kembali ke dalam darah
2) Jelas
bahwa fungsi insulin dan glucagon sebagai sistem umpan balik terpisah dan
penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang normal. Bila
konsentrasi meningkat sampai kadar yang sangat tinggi, maka insulin
disekresikan, sebaliknya insulin menyebabkan konsentrasi glukosa darah menurun
ke arah normal. Sebaliknya penurunan glukosa darah merangsang sekresi glucagon;
yang berfungsi dalam arah sebaliknya yang meningkatkan glukosa kea rah normal.
Pada kebanyakan keadaan normal mungkin mekanisme umpan balik jauh lebih penting
daripada mekanisme glucagon.
3) Juga
pada hipoglikemia, efek langsung glukosa darah yang rendah atau hipotalamus
merangsang susunan saraf simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresi oleh
kelenjar adrenal, masih menyebabkan pelepasan glukosa lebih lanjut dari hati.
Ini juga membantu melindungi terhadap hipoglikemia berat.
4) Dan
akhirnya, dalam masa beberapa jam atau hari, hormone pertumbuhan atau kortisol
disekresi dalam respon terhadap hipoglikemia yang berkepanjangan dan mereka
menurunkan kecepatan penggunaan glukosa oleh bagian terbesar sel-sel tubuh. Ini
juga membantu mengembalikan konsentrasi glukosa ke arah normal.
7. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terbentuk
dari jaringan syaraf dan terletak dilangit-langit ventrikel ke tiga otak.
Kelenjar ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang.
Hormon yang disekresi Melatonin yang
memiliki beberapa efek yaitu :
-
Pada binatang percobaan mempengaruhi fungsi
endokrin kelenjar tiroid, kortek adrenal dan gonad serta mempengaruhi perilaku
perkawinan mereka.
-
Pada manusia sepertinya memiliki efek inhibisi
terhadap pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit
dikulit.
8. Kelenjar Timus
Faktor yang diproduksi oleh
kelenjar ini adalah meliputi enam peptide, yang secara kolektif di sebut timosin.
Fungsi dari timosin adalah :
1. Mengendalikan
perkembangan sistem imun dependen timus dengan menstimulasi diferensiasi dan
proliferasi sel limfosit T.
2. Mungkin
berpertan dalam penyakit immune defisiensi congenital, seperti
agamaglubolinemia, yaitu ketidakmampuan total untuk memproduksi antibody.
PUBERTAS
PREDOKS PADA WANITA DAN LAKI-LAKI
1. Definisi
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa
pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umum 9 – 14 tahun
pada anak perempuan dan usia 10 – 17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini
terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia
dari luar tubuh biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (
kurang dari umur 9 tahun ) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan
organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas
yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal
seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhaan
yang tidak normal.
Pubertas merupakan suatu proses alamiah dan pasti dialami
oleh semua manusia dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi
bertubuh layaknya orang dewasa dan telah memiliki kemampuan bereproduksi.
Keadaan ini diinisiasi oleh sistem hormon dari otak yang menuju ke gonad (
ovarium dan testis ) dan meresponnya dengan menghasilkan berbagai hormone yang
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi atau transformasi dari otak,
tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi, dan organ- organ reproduksi lainnya,
seperti organ genetalia ( penis dan vagina ) dan organ seksual sekunder lainnya
( rambut pubis ). Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis
manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remaja.
2.
Epidemiologi
Dari berbagai sumber seluruhnya menyatakan bahwa insiden
Pubertas Prekoks dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan
laki-laki. Hal ini dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang
autosomal dominan dan lebih sering akibat paparan hormone esterogen dini pada
usia bayi. Untuk anak perempuan sering diakibatkan etilogi yang idiopatik dan
sebaliknya pada anak laki-laki secara signifikan terbanyak diakibatkan adanya
penyakit pada otak.
3. Etiologi ( Penyebab )
Hingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih
belum diketahui secara pasti. Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan
terjadinya Pubertas Predoks adalah gangguan organ endokrin, genetika keluarga (
autosomal dominan ), abnormalitas genetalia ( gangguan organ kelamin ),
penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan hormone reproduksi. Namun
disamping itu, terdapat faktor psikologis ( emosi ) dan stressor lingkungan
eksternal yang cukup memegang peranan.
Pada dasarnya konsep paparan hormon yang paling sering
digunakan untuk menjelaskan penyebab kejadian Pubertas Predoks pada anak-anak.
Sebuah penelitian pernah menyatakan bahwa seseorang anak perempuan yang gemuk
atau memiliki Body Mass Index ( BMI )
bernilai obesitas seringkali menunjukkan cirri-ciri fisik terjadinya pubertas
dini. Penelitian lain mengungkapkan zat Bisphenol- A ( BPA ) yang merupakan
bahan baku pembuatan barang- barang dari plastik dan sering digunakan oleh bayi
maupun anak kecil ( dot atau botol plastik ) dapat menstimulus peningkatan
kadar hormon estrogen yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya Pubertas
Prekoks.
4. Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian Pubertas
Prekoks meliputi.
§
Jenis kelamin perempuan.
§
Umumnya pada ras Afrika- Amerika.
§
Seseorang yang mengalami Obesitas ( kegemukan )
§
Terpapar hormone seksual ( kosmetik ataupun makanan
).
§
Sedang mengidap suatu penyakit genetic ataupun
gangguan metabolic. Pubertas Prekoks banyak ditemui pada pasien dengan sindrom
McCune- Albright atau Hiperplasia Adrenal Kongenital, yaitu suatu kondisi
perkembangan abnormal dari produksi hormon androgen pada laki-laki. Pada kasus
yang jarang, Pubertas Prekoks memiliki hubungan dengan kejadian Hipotiroidism.
5. Patofisiologi ( Alur Kejadian Kasus )
Secara sederhana gambaran perjalanan kasus Pubertas
Prekoks diawali produksi berlebihan GnRH yang menyebabkan kelenjar pituitary
meningkatkan produksi luteinizing hormon
( LH ) dan Follicle Stimulating Hormone ( FSH ). Peningkatan jumlah LH
menstimulasi produksi hormon seks steroid oleh sel Leydig pada testis atau sel
granula pada ovarium. Peningkatan kadar androgen atau esterogen menyebabkan
fisik berubah dan mengalami perkembangan dini meliputi pembesaran penis dan
tumbuhnya rambut pubis pada anak laki-laki dan pembesaran payudara pada anak
perempuan, serta mendorong pertumbuhan badan. Peningkatan kadar FSH mengakibatkan pengaktifan kelenjar gonad dan
akhirnya membantu pematangan folikel pada ovarium dan spermatogenesis pada
testis.
6. Klasifikasi ( Penggolongan )
Perkembangan dini rambut pubis ( bulu kemaluan ),
payudara atau alat-alat kelamin bisa terjadi proses pematangan yang alamiah
atau beberapa kondisi dari patologis. Pubertas Prekoks bisa dibagi menjadi 2
tipe utama, yaitu :
v
Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam
berbagai aspek fisik, kondisi ini disebut Idiopathic
Central Precocious Puberty atau GnRH-
Dependent ( Pubertas Prekoks Sentral ). Hal ini bisa terjadi parsial
ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara dini bila terjadi
gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, ataupun adanya
hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikit Gonadotropin- Releasing
Hormone ( GnRH ).
v
Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi
oleh hormone steroid yang berasal dari keadaan abnormal lainnya ( tumor Gonad atau adrenal, hiperpalasi adrenal congenital dan lainnya ). Keadaan ini
tidak dipengaruhi Gonadotropin-Releasing Hormone ( GnRH-Independent )
disebut Peripheral Precocious Puberty atau Precocious Pseudopuberty ( Pubertas Prekoks
Perifer ).
7. Gejala Klinis
Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang bisa
memberikan petunjuk pasti apabila dialami pada usia kurang dari 9 tahun, antara
lain :
§
Payudara membesar
§
Pertumbuhan uterus dan tuba uteri
§
Penebalan epitelium vagine
§
Perkembangan khontur khas wanita dengan
pelebaran pelvis dan karakteristik deposit lemak pada paha dan abdomen bagian
bawah
§
Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada
lengan bawah
§
Bertambah tinggi dengan cepat
§
Mulainya menstruasi
§
Tumbuhnya jerawat
§
Munculnya bau badan
Sedangkan pada laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas
Prekoks akan muncul saat umur kurang dari 10 tahun meliputi :
§
Pembesaran testis dan penis
§
Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah
§
Peningkatan tinggi dengan cepat
§
Suara memberat
§
Tumbuhnya jerawat
§
Munculnya bau badan
Banyak anak yang menujukkan gejala pubertas lebih awal
yang dikenal sebagai Pubertas Prekoks Parsial. Beberapa anak perempuan umumnya
mulai muncul keluhan diantara umur 6 bulan dan 3 tahun dengan ditandai
terjadinya pembesaran payudara yang kemudian akan berhenti atau akan tetap
bertahan tanpa perubahan fisik.
8. Diagnosis
Saat kita menemukan seorang pasien dengan kecurigaan
mengalami Pubertas Prekoks, maka kita harus melengkapi anamnesa dan riwayat
pasien beserta keluarganya, melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dan
memastikan diagnosis dengan melakukan test laboratorium terutama fraksi
hormonal maupun radiologis yang dispesifikasi pada foto tulang.
Untuk pemeriksaan penunjang laboratorium, maka dilakukan
tes kadar hormon LH dan FSH basal, uji GnRH terstimulasi, estrogen dan
progesterone serum, β-HCG, 17-OH progesterone, estradiol dan beberapa
pemeriksaan hormonal lainnya atas indikasi. Diperlukan pula pemeriksaan
radiologis diagnostic, maka yang difokuskan adalah pencitraan umur tulang dan survey
tulang ( McCune-Albright ), sedangkan untuk etiologi dilakukan CT-scan/MRI
kepala dan USG pelvis/adrenal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar