Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai
Namun manusia tak
mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Yang kedua berkata:
“ Aku adalah Iman
Sayang aku tak
berguna lagi.
Manusia tak mau
mengenalku,
Jadi tak ada lagi
gunanya aku tetap menyala.”
“ Aku adalah Cinta
Aku tak mampu lagi
untuk tetap menyala.
Manusia tidak lagi
memandang dan mengganggapku berguna.
Mereka saling membenci, bahkan membenci
mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa terduga...
Seorang anak kecil
masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan
kegelapan itu, ia berkata:
“Eh apa yang
terjadi?!
Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia menangis
tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu
Lilin keempat berkata:
“Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada
dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
Akulah
HARAPAN”
Dengan mata bersinar,
sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin
lainnya.
Apa yang tidak pernah
mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita....
...dan masing-masing
kita adalah alat, seperti anak kecil tersebut, yang dalam situasi apapun mampu
menghidupkan kembali budaya sekolah yang penuh Iman, Damai, Cinta dan Harapan
Setiap orang diantara
kita
dipanggil untuk menjadi
garam dan terang dunia..
dipanggil untuk menjadi
garam dan terang dunia..
Tugas
kita
adalah tetap memberi
cahaya, sekecil apapun
dengan memberikan
teladan hidup
dalam segala hal
adalah tetap memberi
cahaya, sekecil apapun
dengan memberikan
teladan hidup
dalam segala hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar