Berdasarkan
teori asuhan keperawatan, maka diagnosa asuhan keperawatan yang lazim terjadi
pada klien dengan gangguan sistem pencernaan: Hernia Inguinalis Lateralis,
yaitu:
Pra
operasi
1. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi.
2.
Kecemasan klien berhubungan dengan akan dilakukan
tindakan pembedahan.
Post
operasi
1.
Nyeri berhubungan dengan luka operasi.
2.
Devisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan
mobilitas fisik.
3.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi
atau insisi pembedahan.
4.
Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
di rumah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri.
Sedangkan dignosa yang di temukan di kasus, yaitu:
a.
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kotinuitas jaringan.
b.
Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
c.
Personal hygiene kurang berhubungan dengan keterbatasan
gerak.
d.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri.
e.
Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka bekas
operasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas di temukan adanya
kesenjangan yaitu :
Adanya dignosa dalam teori tapi tidak terdapat dalam
kasus yaitu:
1.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena klien sudah pernah menjalani
operasi sebelumnya dan telah di berikan HE tentang proses penyakit dan
pengobatannya
2.
Kecemasan klien berhubungan dengan akan dilakukan
tindakan pembedahan.
Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena pada saat
pengkajian pasien sudah berada dalam tahap post operasi hari ke-1.
3. Resiko tinggi terhadap
kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di
rumah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri.
Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena tidak ada
data yang mendukung untuk ditegakkannya diagnosa tersebut serta telah
dilaskukan penyuluhann tentang penting kebersiahn diri serta cara pencegan
infeksi dan beberapa nasehat-nasehat sebelum pulang.
Sedangkan diagnosa yang ditemukan dalam kasus tapi tidak
di temukan di teori, yaitu:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
Diagnosa ini di tegakkan karena adanya data-data yang
mendukung seperti: Suhu: 38,2°C,
klien mengeluh badannya terasa panas, akral klien teraba panas.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri.
Diagnosa ini muncul karena pada saat dikaji ditemukan
data-data sebagai berikut:
Klien mengatakan semua kebutuhannya dipenuhi di tempat tidur,klien
mengatakan sakitnya bertambah bila beraktifitas, klien nampak lemah, klien
nampak berbaring di tempat tidur, terdapat luka bekas operasi, nampak kebutuhan
ADL dilayani di tempat tidur.
B.
Rencana Keperawatan
Perencanaan
adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan
dengan terpenuhinya kebutuhan pasien.
1.
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kotinuitas jaringan.
Tindakan keperawtan menurut kasus yaitu :
a. Kaji intensitas nyeri
b. Observasi TTV dan keluhan klien
c. Letakkan pada klien pada tempat
tidur dengan tekhnik yang tepat sesuai dengan pembedahan yang dilakukan
d. pakai kompres es/kompres panas
e. Ajarkan teknik distraksi
f. kolaborasi dalam pemberian
analgetik.
Sedangkan
tindakan menurut teori yaitu :
a. Mengkaji karakteristik nyeri.
b. Mengobservasi TTV.
c.
Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam.
d.
Mengajarkan
teknik distraksi.
e.
Memberikan posisi yang nyaman (posisi terlentang dengan
kaki sebelah kanan ditekuk).
f.
Penatalaksanaan
pemberian obat analgetik
Dari data di atas intervensi yang ada di teori tetapi
tidak ditemukan di dalam kasus yaitu :
a.
Pakai kompres es/kompres panas, Hal ini tidak dilakukan
karena luka masih baru dan merupakan post op hari ke-1
2. Personal hygiene kurang
berhubungan dengan keterbatasan gerak.
Tindakan
keperawatan menurut kasus yaitu :
a.
Mengkaji personal hygiene klien.
b.
Membimbing klien dalam merawat dirinya.
c.
Memandikan klien setiap hari.
d.
Mencuci rambut klien.
e.
Melakukan oral hygiene.
f.
Memberikan HE kepada klien dan keluarga tentang
pentingnya kebersihan diri.
Sedangkan tindakan keperawatan menurut teori yaitu :
a. Tentukan tingkat bantuan yang di
perlukan
b.
Berikan waktu yang cukup bagi pasien untuk melaksanakan
aktivivtas
c. Instruksikan pasien adptasi yang
di perlukan AKS.
d.
Menaruh bel di tempat yang mudah di jangkau.
Dari data diatas intervensi yang ada diteori tidak ditemukan dalam kasus
karena :
a.
Klien tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya karena
masih merasa lemah setelah operasi dan nyeri bertambah bila beraktifitas.
b.
Dalam RS. Haji khususnya di bedah tidak ada sarana berupa
bel sehingga intervesi yang ke-IV didalam teori tidak muncul dalam kasus.
3.
Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka bekas
operasi.
Tindakan keperawatan menurut kasus yaitu :
a.
Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi.
b. Mengganti verband setap hari.
c. Mempertahankan teknik septik dan antiseptik
dalam perawatan luka
d. Menganjurkan dan melibatkan
keluarga dalam menjaga kebersihan.
e. Menganjurkan
kepada klien dalam menjaga kebersihan diri, HE tentang cara pencegahan infeksi,
kolaborasi pemberian antibiotik.
Sedangkan tindakan keperawatan menurut teori yaitu :
1.
Pantau suhu badan setiap 4 jam, keadaan luka ketika
melakukan perawatan luka, hasil laporan JDL terutama jumlah leukosit(terutam
SDP).
2.
Jika suhu meningkat hingga36,85°C selam 48 jam, mulailah
memperhatikan tiap jamdan menambah intake cauiran mulut, jika tidak ada kontra
indikasi. Beri tahu dokter jika suhu di atas 38°C.
3.
Berikan antibiotik yang diresepkan.
4.
Ganti verband sesuai aturan.
5.
Beritahu dokter jika luka tampak memerah dan bernanah.
6.
Berikan antipiretik yang ditentukan jika terdapat demam.
Dari data diatas intervensi yang ditemukan diteori tetapi tidak ditemukan dalam
kasus yaitu :
a.
Pantau suhu badan setiap 4 jam
Hal ini tidak dilakukan karena berhubung dengan waktu yang sangat terbatas
dari penulis
b.
Jika suhu meningkat hingga 36,85°C selama 48 jam lapor
kedokter.
Hal ini telah dilakukan pada diagnosa kedua yaitu hipertermia
berhubungan dengan proses inflamasi
c.
Beritahu dokter jika luka tampak memerah dan bernanah
Hal ini tidak dilakukan karena pada saat dikaji tidak ada
tanda-tanda infeksi pada luka operasi seperti kalor, rubor, dolor, dan tumor.