Kamis, 12 April 2012

Contoh Etika


Etika Berpakaian dan Berhias
1.     Dianjurkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
2.     Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
3.     Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya.
4.     Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran)
5.     Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa,
6.     Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa.
7.     Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki.
8.     Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya.
9.     Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya.
10.   Dianjurkan membaca doa sebelum berpakaian
11.   Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih,
12.   Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan,
13.   Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul).

Etika di Jalanan
1.     Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
2.     Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
3.     Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka bernaung.
4.     Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.
5.     Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
6.     Beramar ma`ruf dan nahi munkar.
7.     Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan
8.     kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru
9.     serta membela orang yang teraniaya.
10.   Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.
11.   Tidak ngebut bila mengendarai mobil khususnya di jalan-jalan yang ramai
12.   dengan pejalan kaki, melapangkan jalan untuk orang lain dan memberikan
13.   kesempatan kepada orang lain untuk lewat.
Etika Bertamu
1.     Hendaknya orang yang akan meminta izin memilih waktu yang tepat untuk minta izin.
2.     Hendaknya orang yang akan minta izin mengetuk pintu rumah orang yang akan dikunjunginya secara pelan.
3.     Hendaknya orang yang mengetuk pintu tidak menghadap ke pintu yang diketuk, tetapi sebaiknya menolehkan pandangannya ke kanan atau ke kiri agar pandangan tidak terjatuh kepada sesuatu di dalam rumah tersebut yang dimana penghuni rumah tidak ingin ada orang lain yang melihatnya. Karena minta izin itu sebenarnya dianjurkan untuk menjaga pandangan.
4.     Sebelum minta izin hendaknya memberi salam terlebih dahulu.
5.     Minta izin itu sampai tiga kali, jika sesudah tiga kali tidak ada jawaban maka hendaknya pulang.
6.     Apabila orang yang minta izin itu ditanya tentang namanya, maka hendaklah ia menyebutkan nama dan panggilannya,
7.     Hendaknya peminta izin pulang apabila permintaan izinnya ditolak,
8.     Hendaknya peminta izin tidak memasuki rumah apabila tidak ada orangnya, karena hal tersebut merupakan perbuatan melampaui hak orang lain.


Etika Berbicara
1.     Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
2.     Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
3.     Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
4.     Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar.
5.     Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
6.     Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
7.     Menghindari perkataan jorok (keji).
8.     Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara.
9.     Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba.
10.   Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
11.   Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.
12.   Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.
13.   Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara.

Etika Berbeda Pendapat
1.     Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.
2.     Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah.
3.     Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.
4.     Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
5.     Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
6.     Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-catatang yang dialamatkan kepada anda.
7.     Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
8.     Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah-membantah dan kasar menghadapi lawan.

Etika Bercanda
1.     Hendaknya percandaan tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam.
2.     Hendaknya percandaan itu adalah benar tidak mengandung dusta.
3.     Hendaknya percandaan tidak mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia.
4.     Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.
5.     Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.



Etika Berkomunikasi Via Telepon
1.     Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.
2.     Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.
3.     Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
4.     Hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki.
5.     Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.
6.     Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
7.     Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.
8.     Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya.
9.     Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon
10.   pada hakikatnya adalah nikmat dari Allah yang Dia berikan kepada kita untuk
11.   kita gunakan demi memenuhi keperluan kita.

Tidak ada komentar: