Minggu, 19 Agustus 2012

Diagnosa Keperawatan



Berdasarkan teori asuhan keperawatan, maka diagnosa asuhan keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan gangguan sistem pencernaan: Hernia Inguinalis Lateralis, yaitu:
Pra operasi
1.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
2.      Kecemasan klien berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan.
Post operasi
1.      Nyeri berhubungan dengan luka operasi.
2.      Devisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik.
3.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi atau insisi pembedahan.
4.      Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri.
Sedangkan dignosa yang di temukan di kasus, yaitu:
a.      Nyeri berhubungan dengan terputusnya kotinuitas jaringan.
b.      Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
c.      Personal hygiene kurang berhubungan dengan keterbatasan gerak.
d.     Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri.
e.      Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka bekas operasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas di temukan adanya kesenjangan yaitu :
Adanya dignosa dalam teori tapi tidak terdapat dalam kasus yaitu:

1.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi. Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena klien sudah pernah menjalani operasi sebelumnya dan telah di berikan HE tentang proses penyakit dan pengobatannya
2.      Kecemasan klien berhubungan dengan akan dilakukan tindakan       pembedahan.
Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena pada saat pengkajian pasien sudah berada dalam tahap post operasi hari ke-1.
3. Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di       rumah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri.
Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena tidak ada data yang mendukung untuk ditegakkannya diagnosa tersebut serta telah dilaskukan penyuluhann tentang penting kebersiahn diri serta cara pencegan infeksi dan beberapa nasehat-nasehat sebelum pulang.
Sedangkan diagnosa yang ditemukan dalam kasus tapi tidak di temukan di teori, yaitu:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
Diagnosa ini di tegakkan karena adanya data-data yang mendukung seperti:  Suhu: 38,2°C, klien mengeluh badannya terasa panas, akral klien teraba  panas.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri.
Diagnosa ini muncul karena pada saat dikaji ditemukan data-data sebagai berikut:
Klien mengatakan semua kebutuhannya dipenuhi di tempat tidur,klien mengatakan sakitnya bertambah bila beraktifitas, klien nampak lemah, klien nampak berbaring di tempat tidur, terdapat luka bekas operasi, nampak kebutuhan ADL dilayani di tempat tidur.
B.     Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan terpenuhinya kebutuhan pasien.
1.      Nyeri berhubungan dengan terputusnya kotinuitas jaringan.
Tindakan keperawtan menurut kasus yaitu :
a.       Kaji intensitas nyeri
b.      Observasi TTV dan keluhan klien
c.       Letakkan pada klien pada tempat tidur dengan tekhnik yang tepat sesuai dengan pembedahan yang dilakukan
d.      pakai kompres es/kompres panas
e.       Ajarkan teknik distraksi
f.       kolaborasi dalam pemberian analgetik.
Sedangkan tindakan menurut teori yaitu :
a.       Mengkaji karakteristik nyeri.
b.      Mengobservasi TTV.
c.       Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam.
d.      Mengajarkan teknik distraksi.
e.       Memberikan posisi yang nyaman (posisi terlentang dengan kaki sebelah kanan ditekuk).
f.       Penatalaksanaan pemberian obat analgetik
Dari data di atas intervensi yang ada di teori tetapi tidak ditemukan di dalam  kasus yaitu :
a.       Pakai kompres es/kompres panas, Hal ini tidak dilakukan karena luka masih baru dan merupakan post op hari ke-1
2.      Personal hygiene kurang berhubungan dengan keterbatasan gerak.
Tindakan keperawatan menurut kasus yaitu :
a.       Mengkaji personal hygiene klien.
b.      Membimbing klien dalam merawat dirinya.
c.       Memandikan klien setiap hari.
d.      Mencuci rambut klien.
e.       Melakukan oral hygiene.
f.       Memberikan HE kepada klien dan keluarga tentang pentingnya kebersihan diri.
Sedangkan tindakan keperawatan menurut teori yaitu :
a.       Tentukan tingkat bantuan yang di perlukan
b.      Berikan waktu yang cukup bagi pasien untuk melaksanakan aktivivtas
c.       Instruksikan pasien adptasi yang di perlukan AKS.
d.      Menaruh bel di tempat yang mudah di jangkau.
Dari data diatas intervensi yang ada diteori tidak ditemukan dalam kasus karena  :
a.       Klien tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya karena masih merasa lemah setelah operasi dan nyeri bertambah bila beraktifitas.
b.       Dalam RS. Haji khususnya di bedah tidak ada sarana berupa bel sehingga intervesi yang ke-IV didalam teori tidak muncul dalam kasus.
3.      Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka bekas operasi.
Tindakan keperawatan menurut kasus yaitu :
a.       Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi.
b.   Mengganti verband setap hari.
c.   Mempertahankan teknik septik dan antiseptik dalam perawatan luka
d.  Menganjurkan dan melibatkan keluarga dalam menjaga kebersihan.
e.  Menganjurkan kepada klien dalam menjaga kebersihan diri, HE tentang cara pencegahan infeksi, kolaborasi pemberian antibiotik.
Sedangkan tindakan keperawatan menurut teori yaitu :
1.      Pantau suhu badan setiap 4 jam, keadaan luka ketika melakukan perawatan luka, hasil laporan JDL terutama jumlah leukosit(terutam SDP).
2.      Jika suhu meningkat hingga36,85°C selam 48 jam, mulailah memperhatikan tiap jamdan menambah intake cauiran mulut, jika tidak ada kontra indikasi. Beri tahu dokter jika suhu di atas 38°C.
3.      Berikan antibiotik yang diresepkan.
4.      Ganti verband sesuai aturan.
5.      Beritahu dokter jika luka tampak memerah dan bernanah.
6.      Berikan antipiretik yang ditentukan jika terdapat demam.
Dari data diatas intervensi yang ditemukan diteori tetapi tidak ditemukan dalam kasus yaitu :
a.       Pantau suhu badan setiap 4 jam
Hal ini tidak dilakukan karena berhubung dengan waktu yang sangat terbatas dari penulis
b.        Jika suhu meningkat hingga 36,85°C selama 48 jam lapor kedokter.
Hal ini telah dilakukan pada diagnosa kedua yaitu hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi
c.         Beritahu dokter jika luka tampak memerah dan bernanah
Hal ini tidak dilakukan karena pada saat dikaji tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi seperti kalor, rubor, dolor, dan tumor.

Tidak ada komentar: